TIMIKA | Masyarakat Distrik Hoya, Kabupaten Mimika, Papua sangat menyayangkan terhadap pendidikan di daerah tersebut tidak berjalan. Padahal, pendidikan merupakan hak dasar dari warga negara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan secara formal.
Kepala kampung Mamontoga Tepanus Uamang mengatakan, sudah hampir 9 bulan Sekolah Dasar (SD) Inpres Hoya tidak ada aktivitas belajar mengajar. Hal ini dikarenakan tidak adanya tenaga pengajar yang ditugaskan oleh Dinas Pendidikan.
“SD Inpres Hoya merupakan satu-satunya sekolah di daerah ini. Namun, sudah lama tidak ada aktivitas dan ini sangat disayangkan,” kata Tepanus saat ditemui di Distrik Hoya, Kamis (17/2/2022).
Tudak adanya aktivitas belajar mengajar di sekolah, sehingga anak-anak hanya tinggal di rumah dan bermain. Hal ini sangat disayangkan, karena mereka memiliki keinginan kuat untuk belajar.
“Anak-anak disini sudah menjadi korban pendidikan, karena mereka tidak bersekolah,” tuturnya.
Menurut Tepanus, kalaupun tenaga pengajar ini datang, hanya 1-2 minggu kemudian kembali ke Timika dan membuat laporan bahwa sudah melaksanakan tugas.
Mirisnya lagi, mereka hanya datang disaat akan ujian sekolah, padahal tidak ada aktiflvitas belajar mengajar di sekolah ini. Selesai itu, mereka kembali lagi ke Timika sampai sekarang ini.
“Ini yang jadi pertanyaan kami, kenapa sampai ada ujian padahal tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah ini. Terus apa yang diujikan,” ujarnya.
Alasan-alasan tenaga pengajar itu, masalah keamanan tidak menjamin, susah mendapatkan makanan dan lainnya.
“Masalah keamanan di Hoya ini tidak ada masalah. Walaupun tidak ada aparat keamanan, namun kondisi keamanan disini sangat terjamin. Karena seluruh tokoh warga, aparat kampung, tokoh agama yang menjamin,” ungkapnya.
Ia menambahkan, karena sekolah disini cuma satu, maka diharapkan ini jadi perhatian. Karena anak-anak ini butuh pendidikan untuk masa depan mereka.
“Kalau sekolah ini berjalan dengan baik, maka akan bangun sekolah di kampung-kampung lainnya,” ujar Tepanus.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Jenny O Usmani mengakui pendidikan di Distrik Hoya tidak berjalan karena guru-gurunya masih ada di Timika.
Selain itu, pihaknya masih menunggu P3K guru honorer, karena ke Hoya carter helicopter guna mengangkut guru-guru yang tugas disana.
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru honorer adalah individu yang ditugaskan sebagai guru bukan ASN di satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
“Mungkin dalam 2-3 hari ini mereka (guru-guru) akan berangkat kesana,” ujarnya.
Jenny juga akui dulunya guru datang disaat ujian. Namun sekarang ini, guru-guru yang bertugas disana diantar jemput dengan helicopter carteran sehingga tidak mungkin mereka akan meninggalkan tempat tugas.
“Di pendidikan itu tidak ada sistem rolling (pergantian) seperti yang lainnya. Karena mereka diantar dan dijemput.”
“Nanti kalau mereka sudah tugas disana, saya akan suruh kirim foto. Dan mereka nanti akan dijemput pada waktunya. Apalagi ini menyangkut pembiayaan dan harus sewa helicopter swasta, karena milik Pemda Mimika tidak tau kemana,” ujarnya.
Perlu diketahui, Distrik Hoya terdiri dari tujuh kampung, yakni Kampung Mamontoga, Hoya (Dalmagom), Kulamagom, Jinoni, Jawa, Jimenti, dan Putih. SD Inpres Hoya sendiri terletak di Kampung Kulamagom. Sehingga anak-anak enam kampung lainnya harus berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh dan medan sulit, untuk datang ke sekolah.
Berdasarkan pantauan Papuanesia.id di Kampung Kulamagom selama dua hari, anak-anak usia sekolah di Distrik Hoya setiap harinya hanya bermain bola disekitaran sekolah.
Artikel ini telah tayang di Papuanesia.id
Artike :9 Bulan Tidak Ada Aktivitas Pendidikan di SD Inpres Hoya
Sumber: [1]