Papuanesia.id –
SENTANI- Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Rukka Sombolinggi mengatakan, 90% keanekaragaman hayati berada di wilayah adat. Karena itu dia mengajak seluruh warga adat menjaga hak-hak warga adat, termasuk menjaga keanekaragaman hayati yang ada di masing-masing wilayah adat.
“Dalam kongres ini kita akan membicarakan perjuangan, kita tidak boleh lengah. Dalam perjalanan ini, jauh ataupun dekat tergantung kita dalam mengawal hak-hak warga adat,”kata Rukka Sombolinggi, dalam sambutannya saat pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-6 (KMAN VI) di Kabupaten Jayapura, Senin (24/10).
Pada kesempatan itu dia mengapresiasi warga adat di berbagai wilayah yang telah melewati ujian berat selama masa pandemi Covid-19. Di mana warga adat mampu bertahan dalam situasi pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh belahan dunia.
“Salah satu poin penting dari kehadiran warga adat nusantara ini selama pandemi Covid-19 dan krisis iklim, ketahanan sebenarnya justru berada di tangan warga adat,” ungkapnya.
Sebab warga adat memiliki pengetahuan lokal dan ketahanan pangan tersendiri, dalam kearifan dan budaya lokal.
Dia juga mengapresiasi, kebijakan Bupati Jayapura yang menyelenggarakan KMAN VI bersamaan dengan peringatan ke-IX Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura pada 24 Oktober 2022.
Ia juga mengapresiasi pergerakan perempuan dan pemuda adat dalam mengahadapi situasi pandemi dengan begitu kokoh menjaga keutuhan wilayah adat dalam negeri.
Ditambahkan , KMAN VI ini bukan hanya menghadirkan peserta dalam negeri saja, tapi juga dari luar negeri juga hadir di antaranya Sekjen Masyarakat Adat Malaysia, Kamboja, Nepal dan Filipina yang begitu antusias dan bersemangat mengikuti jalannya pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke VI.(roy/ary)
Continue Reading
Sumber: [1]