Papuanesia.id –
MERAUKE – Sebanyak 144 mahasiswa baru Universitas Terbuka Pokjar Merauke mengikuti Orientasi Study Mahasiswa Baru (OSMB) selama sehari yang berlangsung di Aula Hotel Halogen, Sabtu (10/9).
Ketua Kelompok Belajar (Pokjar) Merauke Dr. Petrus Ambarura, M.Pd, ketika ditemui media ini disela-sela OSMB tersebut mengungkapkan bahwa dari 144 mahasiswa baru ini, hanya 80 diantaranya yang mengikuti secara tatap muka. Sedangkan sisanya mengikuti secara offline maupun secara daring dikarenakan dari 144 mahasiswa baru ini, tidak seluruhnya berada di Merauke tapi juga dari berbnagai daerah. Bahkan ada juga dari daerah tersulit yang sulit dijangkau kemudian karena kegiatan kantor.
Petrus Ambarura yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah KPG Khas Papua ini menjelaskan bahwa dari sekitar 800 mahasiswa UT Pokjar Merauke yang terdaftar saat ini, sekitar 300 diantaranya cukup aktif. Para mahasiswa tersebut datang dari berbagai profesi baik itu sebagai TNI-Polri, ASN, BUMN, swasta maupun warga umum yang baru lulus dari SMA-SMK.
‘’Kalau Universitas Terbuka ini dalam study normal rata-rata 4 tahun dan kalau ada yang juga kalau mau mempercepat hanya 3,5 tahun sudah bisa selesai,’’ katanya. Namun lanjutnya, UT ini waktu kuliahnya tidak dibatasi. Artinya, tidak ada sistem dorp out (DO) bila kuliah diatas 4 tahun. Karena ada yang tercatat sebagai mahasiswa UT 10 tahun bahkan 20 tahun.
‘’ Barusan ada Pegawai Negeri Sipil dari Mappi. Sudah 15 tahun tidak kuliah dan pernah kuliah di UT kemudian datang lanjut kuliah di UT dan itu bisa. Mata kuliah yang sudah lulus sebelumnya tetap dihitung dan tidak perlu lagi mengulang,’’ terangnya.
Soal jurusan yang disediakan di UT Pokjar Merauke tersebut, Petrus Ambarura menjelaskan bahwa berbagai jurusan tersedia. Mulai dari ilmu hukum, manajemen, administrasi negara. Pendidikan guru, PAUD, PGSD, mata pelajaran IPS, Biologi, matematika dan mata pejaran yang langkah misalnya perpustakaan, administrasi perpustakaan, akutansi dan berbagai lainnya.
Dikatakan, keunikn dari Universitas Terbuka, sambung Petrus Ambarura pertama tidak ada sistem drop out dan lama pendidikan tidak dibatasi . kedua perkuliahan dan penerimaan mahasiswa baru dilakukan setiap semester. Keunikan ketiga, mata kuliah bisa melangkah misalnya lansung ambil semester 6 atau semester 8. ‘’Kalau di pendidikan reguler ada mata kuliah wajib,’’ jelasnya.
Dikatakan, sistem kuliah juga dilakukan jarak jauh dan lenih banyak kuliah secara online. Artinya, mahasiswa dari mana saja bisa mengikuti. Petrus Ambarura mencontohkan, salah satu mahasiswanya mengambil jurusan perpustakaan dan saat suaminya belajar ke Australia mahasiswi tersebut ikut juga ke Australia dan mengikuti perkuliahan dari sana.(ulo/tho)
Continue Reading
Sumber: [1]