Papuanesia.id –
SENTANI-Seorang siswa dari salah satu Sekolah Menegah Pertama (SMP) di Sentani Kabupaten Jayapura ditangkap pihak BNN Kabupaten Jayapura karena ketahuan mengedar dan memakai narkoba.
Seksi Pemberantasan Narkotika BNN Kabupaten Jayapura Ahmad Rahman menyatakan, salah satu siswa SMP di Sentani Kita itu sebenarnya tidak sendirian ada sejumlah siswa lain dan juga yang ikut memakai dan juga mengedarkan narkotika jenis ganja di dalam lingkungan sekolah.Mengatakan, pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap kasus ini. Diduga, masih ada siswa lain yang juga turut mengkonsumsi ganja bahkan mengedar barang haram tersebut.
“Kita tetap melakukan penindakan untuk mencari informasi awal mula barang ini di dapat dari mana dan bagaimana caranya supaya kita bisa menghalau jangan lagi masuk di lingkungan sekolah,” ujarnya kepada media ini, Rabu (19/10).
Sementara itu, siswa yang berhasil diamankan petugas yang namanya masih dirahasiakan mengaku dia sudah mulai mengkonsumsi narkotika jenis ganja ini sejak tahun 2021 yang lalu. Ganja ini diperolehnya dari saudaranya yang saat itu masih duduk di bangku SMA disalah satu sekolah di Sentani dan saat ini yang bersangkutan sudah lulus.
“Saya mulai pakai sekitar bulan April tahun 2021, dikenalkan oleh saudara” ujarnya polos.
Dia menerangkan, ganja yang dibeli untuk konsumsi diperolehnya dari sekitar wilayah Pos 7 Sentani. Sedangkan ganja yang diedarkan dilingkungan sekolah diperolehnya dari saudaranya, selanjutnya setelah ganja itu terjual uangnya akan diserahkan kembali ke saudaranya.
“Saya kadang beli di Pos Tujuh, kemudian kadang saya juga jual keteman-teman di sekolah. Disekolah transaksinya didalam toilet,”jelasnya.
Dia juga mengaku, setelah mengedarkan ganja disekolah, selanjutnya dia bersama tekan rekanya mengkonsumsi ganja bersama. Biasanya dilakukan bersama di salah satu tempat perbukitan disekitar Sentani, atau di salah satu bendungan sungai yang ada di kawasan sekitar Sentani Kabupaten Jayapura.
Menurutnya reaksi setelah mengkonsumsi ganja itu biasanya terjadi antara 2 sampai 3 jam setelahnya baru pulang ke rumah.
“Teman yang pakai itu ada yang duduk dikelas 8 bahkan ada juga di kelas 9. Ada siswa Papua tetapi juga ada yang pendatang. Biasanya karena dipengaruhi teman, ajak coba-coba dulu baru kemudian beli,”Tambahnya
Karena itu pihak BNN sendiri berharap peran dan kerja keras dari orang tua untuk memantau serta mengawasi pergaulan anak. Supaya mereka tidak terjebak dalam pergaulan bebas yang justru bisa membahayakan diri dan merusak masa depan mereka. (roy/gin).
Continue Reading
Sumber: [1]