JAKARTA, Papuanesia.id – Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) merupakan salah satu operasi militer terbesar dalam sejarah Indonesia untuk merebut Irian Barat (sekarang Papua). Operasi ini berakhir dengan pendudukan militer Indonesia terhadap Irian Barat.
Dalam petempuran ini, Pasukan Gerak Tjepat (PGT) AURI yang kini dikenal dengan Korps Paskhas mengambil porsi terbesar jumlah pasukan yang diinfiltrasi ke Irian Barat dengan total 532 orang. Sementara jumlah personel dari TNI, Polri dan relawan yang diinfiltrasikan selama Trikora sebanyak 1.154 personel dengan jumlah korban jiwa 216 gugur/hilang dan 296 tertangkap.
Salah satu kisah heroik dalam pertempuran ini yakni kemampuan untuk bertahan hidup (survival) prajurit elite PGTĀ yang amat mengagumkan. Mereka harus bertahan dengan kondisi alam Irian Barat yang ganas dan berhutan lebat dengan ketinggian pohon mencapai di atas 50 meter.
Kondisi semakin sulit karena langkanya binatang maupun tumbuhan yang dapat dimakan, adanya ancaman penyakit malaria, kekurangan logistik dan obat-obatan ditambah serangan gencar dari pesawat tempur maupun tentara Belanda.
Namun para prajurit yang diterjunkan ini masih mampu bergerilya di dalam hutan sampai menjelang terjadinya gencatan senjata.
Salah satu beratnya operasi tersebut dikisahkan dalam buku 52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat, Bertahan dan Diburu di Belantara Irian yang ditulis Beny Adrian.
Editor : Donald Karouw
Sumber: [1]