Foto: File Photo: Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, kiri, berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi. AP/Wu Hong
Jakarta, CNBC Indonesia – Australia bersiap membawa China ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO). Negeri Kanguru menempuh jalan ini karena China bakal mengenakan tarif hingga US$ 1 miliar atau naik hingga 80% ke gandum negeri itu.
Hal ini diduga Australia terkait masalah penyelidikan asal mula COVID-19 yang diprakarsai Canberra. Sebelumnya China juga menangguhkan impor sapi dari 4 pemasok Australia senilai US$ 1,1 miliar.
“China menyangkal ada kaitan” kata Menteri Perdagangan Simon Birmingham, dikutip dari The Sydney Morning Herald, Selasa (19/5/2020). “Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan dalam membela petani kita adalah terlibat dalam proses ini, sekonstruktif yang kita bisa.”
Sebelumnya, Australia dengan dukungan Amerika Serikat (AS) dan 101 negara lainnya, ingin melakukan penyelidikan independen asal-usul COVID-19. Pemerintah China tidak terima dan mengancam pemboikotan komoditas Australia.
Hubungan Australia dan China memang tegang sejak 2018 lalu. Di 2019, China juga sempat memperingatkan Australia karena kritik pada penanganan etnis Uighur di Xinjiang.
Dari data Parliament of Australia, China adalah pasar bagi sejumlah komoditas Australia. Seperti bahan wol, gandum, termasuk sejumlah batu bara, bijih besi dan gas.
China juga menjadi pasar bagi sejumlah produk manufaktur yang komplek seperti perangkat medis dan pariwisata. Namun dari segi investasi, proporsi China hanya 3% dari seluruh total investasi asing di Australia atau menduduki peringkat kesembilan.
(sef/sef)