loading…
TULA – Sosok perawat pasien Covid-19 di Rusia yang hanya mengenakan pakaian dalam dengan alat pelindung diri (APD) transparan telah teridentifikasi. Perawat berparas cantik ini kini menghadapi sanksi karena pakaiannya dianggap sebagai tindakan indisipliner.
Dia diidentifikasi dengan nama pendek Nadia. Usianya 23 tahun. Nadia dari awal beralasan bahwa seragam perawat dengan APD terlalu panas untuk dikenakan. Dia lantas hanya memakai celana dalam dan bra yang berbalut APD. Hanya saja, dia baru menyadari jika APD yang dia kenakan transparan atau tembus pandang.
Nadia merawat para pasien Covid-19 di Rumah Sakit Klinik Regional Tula, Rusia. Kebetulan, semua pasien penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 itu adalah pria. Para pasien juga tidak keberatan dengan busana yang dipakai Nadia.
Sanksi dijatuhkan oleh kementerian kesehatan regional setempat, yang mana Nadia dianggap melanggar aturan tentang seragam perawat. (Baca: Viral, Perawat Covid-19 Bercelana Dalam dengan APD Transparan)
Mengutip laman Mirrror, Jumat (22/5/2020), Nadia adalah perawat yang belajar di Universitas Kedokteran Negeri Ryazan.
Dia sejauh ini belum mengomentari kehebohan dari pakaian yang dia kenakan. Foto-fotonya yang telah viral di media sosial diduga diambil oleh salah satu pasien.
Seorang rekan medis di rumah sakit yang sama, Oksana Drybo, meminta para pasien tidak mengambil foto para petugas medis yang betugas. Dia berpose dengan menuliskan tanda yang ditujukan pada pasien dengan bunyi; “Kami bukan foto di galeri…Berhentilah mengambil foto kami!”
Ketika kementerian kesehatan menjatuhkan sanksi, publik setempat ramai-ramai membela Nadia. Selain alasan yang disampaikan perawat cantik itu logis, yakni seragam perawat terlalu panas, apa yang dia lakukan juga membangkitkan suasana hati para pasien.
“Kenapa ditegur?” bela Albert Kuzminov, warga setempat yang mengomentari pemberitaan sanksi terhadap Nadia.
Para warga mengkritik balik pemerintah yang tidak memerhatikan keluhan para perawat, termasuk pakaian yang membuat mereka tersiksa.
“Bagus sekali, dia membangkitkan suasana hati para pasien,” bela Marina Astakhova, salah seorang warga setempat.
“Mengapa menghukum perawat, Anda perlu menghadiahinya. Melihat pakaian ini, tidak ada yang mau mati,” kata Valery Kapnin, warga lainnya yang juga membela Nadia.
Rusia saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Data worldometers yang dikutip SINDOnews.com menunjukkan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin ini memiliki 317.554 kasus Covid-19 dengan 3.099 kematian dan sebanyak 92.681 pasien berhasil disembuhkan.
(min)