Jakarta –
Ada anggapan bahwa anak-anak relatif lebih aman dari virus Corona COVID-19. Kalaupun tertular, hanya akan menyebabkan dampak yang lebih ringan dibanding pada orang dewasa. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membantah anggapan tersebut.
Deteksi kasus secara mandiri yang dilakukan IDAI hingga 18 Mei 2020 menunjukkan temuan sebagai berikut:
- Pasien dalam pengawasan (PDP) usia anak sebanyak: 3.324 kasus
- Anak berstatus PDP meninggal: 129 kasus
- Anak terkonfirmasi positif COVID-19: 584 kasus
- Anak meninggal karena COVID-19: 14 kasus
“Temuan ini menunjukkan bahwa angka kesakitan dan kematian anak akibat COVID-19 di Indonesia tinggi, dan membuktikan bahwa tidak benar kelompok usia anak tidak rentan terhadap COVID-19 atau hanya akan menderita sakit ringan saja,” tulis Ketua Umum IDAI, Dr dr Aman B Pulungan, Sp.A(K) FAAP, FRCPI(Hon) dalam sebuah pernyataan resmi bertanggal 22 Mei 2020.
Terkait akan berakhirnya masa tanggap darurat COVID-19, IDAI juga menyampaikan sejumlah saran. Di antaranya terkait kegiatan belajar bagi anak sejilah dan remaja yang disarankan tetap dilakukan dalam bentuk pembelajaran jarak jauh seperti yang berlangsung saat ini.
“Hal ini disarankan untuk tetap dilanjutkan, mengingat kemungkinan bulan Juli wabah belum teratasi dengan baik,” tegas IDAI.
Simak Video “WHO Laporkan Penambahan Kasus Tertinggi Sejak Wabah Corona Terjadi“
[Gambas:Video 20detik]
(up/kna)