Harianjogja.com, JAKARTA – Percobaan vaksin virus corona (Covid-19) yang dilakukan Universitas Oxford memiliki peluang keberhasilan hingga 50%.
Profesor yang memimpin proyek tersebut juga telah memperingatkan. Harapan besar telah disematkan pada vaksin dari Universitas Oxford, dengan kesepakatan untuk 30 juta dosis pada bulan September sudah ada.
Sementara itu, Profesor Adrian Hill mengatakan bahwa percobaan mungkin gagal dan tidak menghasilkan apa-apa karena virusnya menghilang di Inggris.
Biasanya dalam uji coba skala besar, peserta akan diberikan vaksin dan berbaur di antara masyarakat untuk melihat apakah jab efektif mencegah mereka mengambil virus – dalam hal ini SARS-CoV-2.
Namun, virus ini beredar pada level rendah, atau sekitar 0,25 persen dari populasi saat ini terinfeksi. Apalagi jumlah orang yang terinfeksi akan turun terus.
Seperti yang dikutip dari Daily Mail pada Minggu (24/5/2020), relawan di Inggris akan sulit untuk menangkap SARS-CoV-2, yang berarti para ilmuwan tidak dapat membuktikan apakah vaksin benar-benar membuat perbedaan.
Ketakutan juga telah diungkapkan oleh para peneliti Imperial College London, penantang vaksin kedua Inggris yang belum dalam uji klinis.
Dilema ini membuat para ilmuwan mempertimbangkan untuk sengaja menginfeksi sukarelawan dengan virus untuk melihat apakah vaksin melindungi mereka.
Ini akan mempercepat pengembangan vaksin dan menyelamatkan nyawa manusia lain – tetapi ini akan sulit untuk melakukan ini, karena alasan kurang etis menyuntikn virus pada manusia.
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia