MANTRA SUKABUMI – Menurut para ilmuan, konsekuensi dari tabrakan antara galaksi Bima Sakti (Milky Way) dengan galaksi lebih kecil yang dinamai Sagitarius mengakibatkan terbentuknya Matahari, Tata Surya dan kemunculan kehidupan di Bumi.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa galaksi terbentuk dalam ledakan tak lama setelah berdekatan dengan galaksi Sagitarius dengan usia bintang terdekat pada tiga waktu tertentu.
Baca Juga: Pilkada Serentak 2020, KPU: Siap Gelar Sesuai Arahan dari Pemerintah
Pembentukan Matahari sekitar 4,7 miliar tahun yang lalu berawal dari munculnya riak-riak yang disebabkan oleh tabrakan kosmik yang memicu serangkaian peristiwa.
“Kelahiran Matahari adalah karena pertemuan dekat dengan galaksi pendamping berbentuk lingkaran kecil yang disebut Sagitarius,” kata seorang ilmuwan Spanyol, seperti dilansir dari Daily Mail.
Penemuan ini didasarkan pada pengamatan satelit Gaia dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang telah diluncurkan pada Desember 2013 untuk membuat peta 3D dari galaksi Bima Sakti.
Baca Juga: Beredar Kabar Sri Mulyani Minta Masyarakat Indonesia Tak Lagi Urusi Utang Negara? Simak Faktanya
“Diketahui dari model yang ada bahwa Sagitarius jatuh ke Bima Sakti sebanyak tiga kali, pertama sekitar lima atau enam miliar tahun yang lalu, kemudian sekitar dua miliar tahun yang lalu, dan satu miliar tahun yang lalu,” kata Dr. Tomas Ruiz-Lara, selaku penulis utama penelitian dari Institut Kepulauan Canary Astrofisika (IAC), Tenerife, di Spanyol.
“Ketika kami melihat data Gaia tentang Bima Sakti, kami menemukan tiga periode peningkatan pembentukan bintang yang memuncak 5,7 miliar tahun lalu, 1,9 miliar tahun lalu, dan 1 miliar tahun lalu, sesuai dengan waktu saat Sagitarius diyakini telah melewati cakram Bimasakti,” tambahnya.