Sipa USA via REUTERS CONNECTPresiden Amerika Serikat Donald Trump saat tiba di Gedung Putih, dari kunjungannya ke Michigan pada Kamis (21/5/2020).
WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden AS Donald Trump mengancam, dia akan menutup media sosial setelah Twitter melabelinya peringatan cek fakta.
Dalam kicauannya seperti dilansir AFP Rabu (27/5/2020), presiden berusia 73 tahun itu menyebut Republikan merasa suara konservatif sudah dibungkam.
“Kami dengan keras akan melakukan pengawasan, bahkan mungkin menutupnya (media sosial) sebelum kami membiarkannya terjadi,” ujar Trump.
Baca juga: Pertama Kalinya, Twitter Beri Twit Trump Peringatan Cek Fakta
Pada Selasa (26/5/2020), Twitter menyasar setidaknya dua kicauan sang presiden yang mengomentari balot pemungutan suara untuk Pilpres AS dikirim lewat pos.
Dalam kicauannya, presiden dari Partai Republik itu menyatakan penolakannya menggunakan mail-in ballots karena berpotensi terjadi penipuan.
Presiden ke-45 AS itu mengklaim, nantinya surat suara itu bakal dicuri, dengan balotnya dicetak ulang dan ditandatangani secara ilegal.
Dalam pandangan Trump, usul itu bakal memberikan ruang bagi kecurangan dalam Pilpres AS. “Ini akan menjadi pemilu yang curang. Tidak!”
There is NO WAY (ZERO!) that Mail-In Ballots will be anything less than substantially fraudulent. Mail boxes will be robbed, ballots will be forged & even illegally printed out & fraudulently signed. The Governor of California is sending Ballots to millions of people, anyone…..
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) May 26, 2020
Begitu kicauan itu muncul, Twitter langsung memberikan tanda baru bertuliskan Get the fact about mail-in ballots (Dapatkan fakta soal balot kotak pos).
Jika di-klik, maka akan muncul ulasan dari sejumlah media terkemuka seperti CNN, The Washington Post, yang mematahkan klaim sang presiden.
Baca juga: Trump akan Beri Respons Soal Tensi Hong Kong-China dalam Waktu Dekat
Media-media itu mengutip keterangan pakar, yang menyatakan bahwa cara itu lebih aman dari pada menggunakan sistem in-person voting.