KOMPAS.com – Spesies baru tokek berkaki bengkok dari genus Cyrtodactylus ditemukan di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Pulau Bali, Indonesia.
Tim peneliti menamai spesies baru tokek dari Bali ini, Cyrtodactylus jatnai.
Penamaannya diberikan sebagai penghargaan kepada ahli konservasi, ekologi, dan primatologi Prof. Jatna Supriatna dari Universitas Indonesia.
“Karena Pak Jatna kan orang Bali juga, lahir di Bali. Karena itu kita kasih nama (tokek) Cyrtodactylus jatnai,” ungkap Thasun, ahli herpetologi UI yang terlibat dalam penelitian kepada Kompas.com, Selasa (26/5/2020).
Baca juga: Seri Hewan Nusantara: 127 Tahun Hilang, Kadal Ini Ditemukan di Danau Toba
Selama hampir seabad, jenis tokek yang endemik di Bali ini dikenal sebagai C. fumosus atau tokek jari bengkok.
Namun berdasarkan pemeriksaan morfologis mendetail, Cyrtodactylus dari Bali adalah spesies yang berbeda dengan C. fumosus dari Sulawesi.
Dikatakan Thasun, penemuan ini merupakan hasil penelitian dalam rangka kerjasama antara Balai TNBB Kementerian LHK dengan Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia (Research Center for Climate Change Universitas Indonesia/RCCC UI) tentang Pelaksanaan Demonstrasi Proyek The Rainsforest Standard Protected Area Credit di Kawasan TNBB pada 2015 sampai dengan 2016.
Tim peneliti terdiri dari A.A. Thasun Amarasinghe (Research Center for Climate Change Universitas Indonesia/RCCC UI), Awal Riyanto (Museum Zoologicum Bogoriense/MZB), Mumpuni (Museum Zoologicum Bogoriense/MZB), dan Lee L. Grismer (La Sierra University, California, AS).
Dalam laporan penelitian yang terbit di jurnal Taprobanica, tim menuliskan bahwa secara morfologi dan perbandingan contoh tokek dari beberapa daerah biogeografi lain, menunjukkan tokek yang endemik di Bali punya kemiripan dengan C. seribuatensis.
C. seribuatensis merupakan tokek kaki bengkok dari Pulau Seribuat, Malaysia bagian barat.
Dikatakan Thasun, meski C. seribuatensis dengan tokek C. jatnai memiliki kemiripan, tapi keduanya berbeda.
Thasun menceritakan, para ahli di masa lalu biasanya meneliti spesimen berdasar contoh yang tersimpan di museum.
Dari penelitian terbatas dari museum tersebut, para ahli di masa lalu menamai suatu spesies dan mencatat dari mana asalnya, serta karakteristik yang lain.
Hal ini juga yang dialami tokek genus Cyrtodactylus.
“Nah, dulu enggak sama seperti sekarang. Dulu belum ada mikroskop dan peralatan lain yang dapat (melihat) lebih detail,” ungkap Thasun.
Dengan melakukan pengamatan mendetail itu, Thasun dan tim menyadari bahwa tokek genus Cyrtodactylus yang ada di Bali berbeda dengan C. fumosus dan C. seribuatensis.
” Tokek yang ada di Bali, berbeda dengan yang ada di Sulawesi (C. fumosus),” ungkapnya.
Jurnal Taprobanica/A. A. Thasun, Awal Riyatno Tokek spesies baru dari Bali Barat, C. jatnai. Pada gambar A menunjukkan tokek C. jatnai jantan yang ditemukan di Teluk Menjangan, TNBB, Bali. Foto A diambil oleh peneliti A. A Thanus.
Gambar B menunjukkan tokek C. jatnai jantan yang ada di Teluk Terima, TNBB, Bali. Foto B diambil oleh peneliti Awal Riyatno.
Perbedaan mencolok dari ketiganya terletak pada sisiknya.
Thanus menjelaskan bahwa C. jatnai memiliki sisik dengan bentuk bintik-bintik hitam berukuran agak besar seperti dapat dilihat di gambar figure 1 gambar A di samping.
Bentuk sisik tersebut tidak ditemukan pada C. fumosus dan C. seribuatensis.
“Susunannya (sisik) beda, jumlahnya beda, warnanya juga beda,” ungkap Thasun.
“Selain itu, kalau dilihat di figure 1B, di antara dua kaki (kaki depan dan kaki belakang) tampak ada garis putih, ada bulet-buletnya juga. Nah, kalau yang lain (Cyrtodactylus lain) tidak ada yang seperti itu,” ungkapnya.
Tak hanya itu saja yang membedakan C. jitnai dengan tokek kaki bengkok dari wilayah lain.