Jakarta, CNBC Indonesia – Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengusir kapal perang Amerika Serikat (AS) yang masuk tanpa izin ke perairan teritorial China di lepas Kepulauan Xisha (Paracel) di Laut China Selatan pada Kamis (28/5/2020).
Menurut sumber China, pengusiran dilakukan karena operasi AS di tengah pandemi COVID-19 itu dianggap sebagai bentuk provokasi yang mengganggu perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.
“Southern Theatre Command PLA mengorganisir pasukan angkatan laut dan udara untuk mengikuti kapal perusak yang dilengkapi rudal AS, USS Mustin, yang secara ilegal masuk ke perairan teritorial China di lepas Kepulauan Xisha pada hari Kamis tanpa izin dari pemerintah China,” kata Kolonel Senior Li Huamin, seorang juru bicara dikutip Global Times.
“Pasukan Southern Theatre Command PLA mengikuti dan memantau jalurnya, mengidentifikasi kapal, memperingatkan dan mengusirnya.”
Lebih lanjut, Li mengatakan bahwa tindakan AS yang provokatif tersebut jelas melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan China serta hukum dan norma internasional terkait. Hal itu juga secara serius mengganggu perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut China Selatan, katanya.
Sebelumnya, pihak AS telah memberi klarifikasi soal operasi USS Mustin di kawasan yang disangketakan tersebut. Letnan Anthony Junco, juru bicara Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan tujuan operasi kapal AS di Laut China Selatan adalah untuk menegakkan hak navigasi dan kebebasan di kawasan.
“Pada 28 Mei (waktu setempat), USS Mustin menegaskan hak navigasi dan kebebasan di Kepulauan Paracels, konsisten dengan hukum internasional,” katanya dalam sebuah pernyataan, menurut CNN International.
“Dengan melakukan operasi ini, Amerika Serikat mendemonstrasikan bahwa perairan ini berada di luar wilayah yang China dapat klaim secara hukum sebagai laut teritorialnya,” tambahnya.
Ini bukan kali pertama PLA mengusir kapal perang AS dari Laut China Selatan. Tahun ini hal serupa sudah terjadi berkali-kali, di mana pada Januari lalu kapal tempur pesisir USS Montgomery diusir saat berlayar dekat Kepulauan Nansha.
Pada awal Maret, kapal perusak USS McCampbell yang berlayar dekat Kepulauan Xisha juga diusir. Demikian pula yang terjadi pada kapal perusak USS Barry yang berlayar di dekat Kepulauan Xisha pada akhir April.
Sebagaimana diketahui saat ini, hubungan AS dan China sedang memanas. Kedua negara bersitegang karena sejumlah masalah, mulai dari perdagangan, asal usul corona (COVID-19) hingga Hong Kong.
Sejumlah pihak menyebut ketegangan kedua negara telah membawa dunia pada perang dingin baru. Beberapa khawatir hal ini berdampak pada perang terbuka.
(res)