PAUL MARTINEZ/GETTY IMAGESRoket perdana SpaceX bernama Crew Dragon berisi dua astronot AS diluncurkan dari Florida, lokasi yang sama dengan peluncuran misi Apollo.
KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) baru saja mencatat sejarah baru dalam perjalanan ke ruang angkasa bagi manusia. Pada Sabtu (30/5/2020), dua astronot NASA meluncur ke stasiun ruang angkasa internasional (ISS) menggunakan kapsul Dragon yang diterbangkan roket Falcon 9 milik SpaceX.
Ini menjadi misi yang bersejarah, lantaran untuk pertama kalinya peluncuran astronot NASA dilakukan oleh perusahaan swasta.
Selain itu, ini menjadi pertama kalinya bagi AS untuk meluncurkan astronotnya ke ISS sejak pesawat ulang alik NASA dipensiunkan pada 2011 lalu.
Selama sembilan tahun terakhir, para astronot NASA yang pergi ke ISS selalu dikirim menggunakan roket Soyuz milik Rusia, tentunya dengan membeli ‘kursi’ di roket tersebut. ISS sendiri ditempati oleh astronot asal AS dan Rusia sejak tahun 2000.
Baca juga: SpaceX Diluncurkan, Era Baru Pesawat Ulang-alik Dimulai
SpaceX atau Space Exploration Technologies Corporation adalah perusahaan transportasi luar angkasa AS yang didirikan oleh Elon Musk, miliarder yang juga pemilik Tesla Inc. Musk membangun SpaceX pada tahun 2002 dengan mengembangkan roket Falcon 1, Falcon 9, dan Falcon Heavy.
Melansir laman resmi SpaceX, Minggu (31/5/2020), perusahaan mengembangkan roket Falcon untuk menjadi kendaraan peluncuran yang dapat dipakai berulang.
SPACEX Starship
Sebelumnya, dalam misi penerbangan ke ruang angkasa roket yang digunakan hanya sekali pakai. Padahal roket mengambil sebagian besar biaya peluncuran ke ruang angkasa.
Biaya pembuatan roket hampir sama dengan pembuatan pesawat komersial. Sayangnya, roket selalu sekali pakai berbeda dengan pesawat yang bisa melakukan puluhan ribu penerbangan.
Mengikuti model komersial, SpaceX pun membuat roket Falcon menjadi kendaraan peluncuran ruang angkasa yang dapat digunakan kembali. Ini dapat mengurangi biaya perjalanan ke ruang angkasa hingga seratus kali lipat.
Baca juga: Elon Musk, SpaceX, dan Impiannya Membuat Koloni di Mars
Jika sebagian besar roket dirancang untuk terbakar pada saat masuk kembali ke Bumi, tidak untuk roket SpaceX. Roket dirancang untuk tahan bakar dan mampu mendarat kembali di Bumi, sehingga roket bisa melakukan peluncuran kembali.