AFP PHOTO/JOHN RUDOFFSeorang pengunjuk rasa yang berasal dari kelompok Antifa ditangkap dalam pergerakan di Portland, Oregon, 17 Agustus 2019. Akhir pekan, Presiden Donald Trump mengumumkan Antifa akan dikategorikan sebagai teroris buntut demonstrasi memprotes kematian pria kulit hitam bernama George Floyd di Minneapolis.
KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan memasukkan kelompok Antifa (anti- fasis) ke dalam daftar kelompok teroris.
Pernyataan itu keluar setelah demonstrasi besar meletus di AS memprotes kematian George Floyd terjadi di 30 kota.
“Amerika Serikat akan memasukkan Antifa sebagai organisasi teroris,” ujar presiden berusia 73 tahun itu dalam kicauannya di Twitter.
Siapakah kelompok Antifa?
Antifa merupakan payung dari pergerakan sayap kiri ekstrem tanpa ada kepemimpinan pasti. Kelompok itu menentang ideologi sayap kanan ekstrem, di mana mereka melawan neo-Nazi atau kelompok supremasi kulit putih dalam setiap aksinya.
Baca juga: Demo Kematian George Floyd, Trump Akan Masukkan Kelompok Antifa sebagai Teroris
Dilansir dari The New York Times, Senin (1/6/2020), istilah ” antifa” pertama kali digunakan pada 1946. Kata itu diambil dari frasa Jerman yang menandakan sikap oposisi terhadap Nazisme.
Salah satu kelompok pertama di AS yang menggunakan nama itu adalah Rose City Antifa yang didirikan pada 2007 di Portland, Oregon.
Kelompok itu memiliki banyak pengikut di media sosial dan sering kali membagikan artikel berita berisi identitas serta informasi pribadi tokoh-tokoh kanan.
Usai Presiden Donald Trump terpilih sebagai presiden pada 2016, lebih banyak orang mulai bergabung dengan gerakan itu di AS.
Siapa anggotanya?
Sulit mengetahui berapa banyak orang yang mengklaim dirinya sebagai anggota Antifa. Para pengikutnya mengakui bahwa gerakan itu bersifat rahasia, tidak memiliki pemimpin resmi, dan diorganisir ke dalam sel-sel lokal yang otonom.
Antifa disebut-sebut merupakan satu-satunya gerakan aktivis yang konsisten menentang kelompok sayap kanan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Protes Tewasnya George Floyd, Hampir 1.400 Orang Seantero AS Ditangkap