Corona. Unsplash ©2020 Merdeka.com
Merdeka.com – Pasien virus corona dengan tekanan darah tinggi dua kali lebih berisiko meninggal dunia karena infeksi tersebut, berdasarkan hasil penelitian internasional.
Tekanan darah tinggi diketahui dapat memperburuk risiko gejala serius, tapi penelitian yang diterbitkan pada Kamis di Jurnal Jantung Eropa (European Heart Journal) menunjukkan betapa buruknya risiko tersebut.
Tim peneliti internasional, dipimpin Fei Li dan Ling Tao dari Departemen Kardiologi Rumah Sakit Xijing Xian, China, meneliti data 2.866 pasien yang dirawat di Wuhan, di mana epidemi virus corona pertama kali ditemukan. Hanya kurang dari 30 persen dari pasien ini memiliki tekanan darah tinggi.
“Segera setelah kami mulai mengobati pasien Covid-19 pada awal Februari di Wuhan, kami menemukan hampir setengah dari pasien yang meninggal memiliki tekanan darah tinggi, yang persentasenya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang hanya mengidap gejala ringan Covid-19,” jelas Tao dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNN, Sabtu (6/6).
Tim ini menemukan 4 persen pasien dengan tekanan darah tinggi meninggal, dibandingkan 1,1 persen dari mereka yang tekanan darahnya normal.
Setelah menyesuaikan sejumlah perbedaan di antara para pasien, penelitian menemukan bahwa pasien dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko meninggal dunia dua kali lipat. Dan 7,9 persen pasien yang berhenti minum obat tekanan darah meninggal dunia.
1 dari 1 halaman
Saran Bagi Penderita Darah Tinggi
Para peneliti kemudian meneliti kumpulan catatan medis dari sekitar 2.300 pasien untuk melihat apakah penting meminum obat tekanan darah. Ada kekhawatiran terkait obat yang dikenal sebagai ACE-2 inhibitor dan ARB, yang memiliki mekanisme yang mirip dengan jalur yang digunakan oleh virus corona masuk ke dalam sel. Beberapa dokter khawatir obat-obatan itu dapat membuat virus lebih mudah menginfeksi sel.
Namun tim tidak menemukan bukti terkait kekhawatiran itu.
“Kami cukup terkejut bahwa hasil ini tidak mendukung hipotesis awal kami; pada kenyataannya, hasilnya berada di arah yang berlawanan, dengan kecenderungan yang mendukung ACE inhibitor dan ARB,” jelas Tao.
“Oleh karena itu, kami menyarankan agar pasien tidak menghentikan atau mengubah pengobatan antihipertensi yang biasa mereka lakukan kecuali diperintahkan oleh dokter.”
“Adalah penting bahwa pasien dengan tekanan darah tinggi menyadari mereka berisiko lebih tinggi meninggal akibat Covid-19. Mereka harus menjaga diri mereka dengan baik selama pandemi ini dan mereka perlu lebih banyak perhatian jika mereka terinfeksi virus corona,” pungkas Li.
[ded]