CALIFORNIA, iNews.id – NASA telah mendeteksi asteroid raksasa yang dijuluki XA22 2013 atau Apolo mendekati Bumi. Sontak, kondisi ini mendesak NASA untuk putar otak mencari solusinya.
NASA berencana menghancurkan pesawat luar angkasa dengan cara menabrakkan ke asteroid untuk menghentikannya.
Saat ini, Badan antariksa AS sedang mengerjakan tahap yang paling berapi-api dan penting dari Uji Pengalihan Asteroid Ganda, DART.
Eksperimen ini akan menjadi yang terbaru dalam misi NASA untuk melindungi Bumi dari serangan asteroid yang mematikan. Hal itu dilakukan pasalnya, para pakar antariksa khawatir asteroid berpotensi menabrak bumi yang menyebabkan kerusakan besar.
Sejak ditemukan, NASA terus mengawasi asteroid tersebut. Batuan ruang angkasa raksasa itu diperkirakan berukuran lebar 110 meter hingga 450 meter dengan luas hampir 1.500 kaki.
Jika dibandingkan dengan objek yang ada di bumi, ukuran asteroid itu diperkirakan sebesar London Eye atau lebih besar dari bangunan tertinggi di dunia, Menara Burj Khalifa di Dubai, demikian dikutip dari Daily (9/6/2020).
Ketika pertama kali dikabarkan, asteroid ini melaju dengan kecepatan 12,77 kilometer per detik, atau sekitar 28.565 mph. Asteroid 438908 (2009 XO) itu sendiri sudah meluncur melewati Bumi pada 7 Mei 2020 pada pukul 17.18 waktu Inggris atau 12.18 PM EST.
Dalam istilah antariksa objek ini cukup dekat, dan NASA mengklasifikasikan apa pun yang menjadi Objek Dekat Bumi jika pendekatan terdekatnya dengan Matahari kurang dari 1,3 unit astronomi.
Objek ini digolongkan sebagai asteroid Apollo, yang merupakan batuan ruang angkasa dengan lintasan yang bersinggungan dengan orbit Bumi.
NASA melakukan pelacakan asteroid dengan sangat serius, dan baru-baru ini memulai sebuah program untuk penelitian menghancurkan asteroid sebelum mendekati bumi.
Ini setelah sebuah penelitian ilmiah menemukan manusia tidak akan mampu meledakkan asteroid di jalur Bumi karena fragmen-fragmen dari asteroid kemungkinan akan berubah karena gravitasi. Para astronom saat ini melacak hampir 2.000 asteroid, komet, dan benda-benda lain yang mengancam planet kita.
Editor : Dini Listiyani