Home News Terus Melonjak, Kasus Corona di Dunia Naik Lebih dari 100.000 per Hari

Terus Melonjak, Kasus Corona di Dunia Naik Lebih dari 100.000 per Hari

by Papua Damai
Terus Melonjak, Kasus Corona di Dunia Naik Lebih dari 100.000 per Hari

verified-green

Konten Redaksi kumparan

Anggota Guardian Angels tercermin di jendela di Chinatown, New York. Foto: Reuters/Jeenah Moon

Pertambahan kasus virus corona di seluruh dunia meningkat lebih cepat dalam kurun waktu kurang dari sebulan, dengan rata-rata lebih dari 100.000 kasus per hari menurut penghitungan data hingga Jumat (5/6).

Berdasarkan data yang dihimpun Johns Hopkins University, kenaikan kasus harian pada April 2020 tidak pernah mencapai 100.000 kasus. Tetapi sejak 21 Mei, ada lima hari di mana pertambahan kasus hampir di bawah angka 100.000.

Bahkan pada 3 Juni, kasus bertambah mencapai jumlah tertinggi yakni 130.400 kasus per hari. Angka kasus baru melesat juga dibarengi oleh peningkatan kapasitas uji spesimen di sejumlah negara.

Kendati secara keseluruhan terjadi lonjakan kasus COVID-19, laju pertumbuhan pandemi terpantau melambat di banyak negara sebelum terdampak sangat parah, termasuk China, episentrum wabah, kemudian Amerika Serikat, Inggris, Italia, Spanyol, dan Prancis.

Korban meninggal virus corona di Amerika Serikat Foto: Reuters/Andrew Kelly

Di saat yang bersamaan, negara-negara lain, terutama Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Afrika, mencatat tingkat penularan yang masih sangat tinggi, sebagaimana dilaporkan CNN.

Di Libya, Irak, Uganda, Mozambik, dan Haiti, data menunjukkan jumlah kasus konfirmasi positif meningkat dua kali lipat setiap minggu. Sementara di Brasil, India, Chili, Kolombia, dan Afrika Selatan kasusnya berlipat ganda setiap dua minggu.

“Benua Amerika terus bertanggung jawab atas sebagian besar kasus. Selama beberapa minggu, jumlah kasus yang dilaporkan setiap hari di Amerika lebih dari jumlah keseluruhan dunia,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (3/6) dikutip CNN.

“Kami sangat khawatir tentang Amerika Tengah dan Selatan, di mana banyak negara menyaksikan epidemi yang (menyebar) semakin cepat,” tambahnya.

Mike Ryan, direktur eksekutif WHO untuk Program Keadaan Darurat Kesehatan mengatakan, dalam kondisi yang seperti ini, Amerika Tengah dan Selatan bahkan belum bisa disebut telah mencapai puncak pandemi.

Sejumlah pekerja membersihkan kasino The D Hotel sebelum dibuka kembali di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Rabu (3/6). Foto: Reuters/Steve Marcus

Angka kematian global juga masih meningkat di Amerika Selatan dan Karibia. Brasil mencatat lebih dari 30.000 kasus baru dengan pasien meninggal mencapai 1.473 jiwa pada Kamis (4/6). Total kasus COVID-19 di Brasil pada hari itu mencapai hampir 615.000 dengan total kematian lebih dari 34.000 jiwa.

Angka itu membawa Brasil menjadi negara kedua dengan jumlah kasus virus corona tertinggi di dunia. Di posisi puncak ada Amerika Serikat (AS) yang melaporkan 1,9 juta kasus COVID-19 dengan 108.211 pasien meninggal dunia per Kamis (4/6).

Pada puncaknya, AS pernah mencatat kenaikan kasus baru mencapai lebih dari 30.000 dalam sehari. AS mengonfirmasi sekitar 21.000 kasus baru dan 942 kematian per hari di atas rata-rata tujuh hari pada Jumat (5/6) lalu.

Sejumlah negara yang telah melewati puncak awal pandemi, seperti Korea Selatan, Jerman, dan China, telah melihat lonjakan infeksi baru setelah melonggarkan pembatasan sosial. Seperti yang dikhawatirkan ilmuwan di seluruh dunia, pelonggaran pembatasan sosial serupa lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berisiko memicu penyebaran virus gelombang kedua.

Jumlah kasus COVID-19 seluruh dunia telah mencapai 7.226.959 kasus per Senin (9/6) malam, dengan 3.559.931 pasien di antaranya berhasil pulih dan 409.322 orang meninggal dunia.

Kerabat mengenakan alat pelindung bersiap mengubur jenazah yang meninggal karena penyakit virus corona di sebuah kuburan di New Delhi, India, Selasa (14/4). Foto: REUTERS/Danish Siddiqui

Read More

Related Posts