Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) ungkap penularan virus corona jauh lebih tinggi dari SARS. Ia juga turut membeberkan solusi Indonesia dalam menangani COVID-19.
- Tim WowKeren
- Jun 10, 2020
WowKeren –
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro angkat bicara mengenai bahaya pandemi virus corona (COVID-19). Setelah sempat menyatakan Indonesia membutuhkan 300 juta vaksin, kini ia menjelaskan tentang daya tular virus corona yang terbilang tinggi.
Bambang mengatakan jika penularan virus corona 20 kali lipat lebih tinggi ketimbang SARS. “Virus COVID-19 ini daya penyebarannya 20 kalinya SARS, jadi sangat menular,” kata Menristek Bambang dalam gelar wicara virtual di Jakarta, Selasa (9/6).
Seperti yang diketahui, COVID-19 dan SARS memang masuk dalam keluarga besar virus corona. Namun, penularan COVID-19 dinilai lebih tinggi sehingga terus menyebar di sejumlah negara hingga menjadi pandemi.
Dampaknya, sejumlah negara langsung menerapkan kebijakan lockdown demi mencegah penyebaran virus corona semakin meluas. Selain itu, masyarakat dunia juga diimbau terus menjaga jarak satu sama lain dan menghindari kerumunan.
Sementara di Indonesia, pemerintah memilih menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang tidak seketat lockdown. Menristek pun lantas membeberkan bagaimana cara Indonesia menanggulangi pandemi virus corona.
Bambang mengatakan jika pihaknya terus melakukan berbagai inovasi untuk mengatasi COVID-19. Daiantaranya dengan mengembangkan alat kesehatan, suplemen, perangkat tes cepat, perangkat uji PCR, laboratorium bio safety level 2 bergerak, dan alat sterilisasi.
Selain itu, Bambang juga menyatakan pihaknya telah mengembangkan obat-obatan yang dinilai bisa membantu masyarakat dalam melawan virus corona. Salah satunya adalah mengembangkan suplemen (imunomodulator) atau obat peningkat daya tahan tubuh.
Bambang mengatakan jika obat peningkat daya tahan tubuh ini sedang sedang dalam tahap uji klinis di Rumah Sakit Penanganan Darurat COVID-19 Wisma Atlet. Ia berharap suplemen atau imunomodulator yang akan diujicobakan itu bisa menjadi suplemen yang cocok untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan virus corona.
(wk/lian)