Surabaya –
Kasus pembunuhan perempuan yang ditemukan dalam kardus di sebuah rumah kontrakan di Jalan Lidah Kulon 2b, Lakarsantri mengagetkan warga. Warga awalnya mengira korban adalah pasien positif COVID-19 yang meninggal.
Warga awalnya tak menduga jika polisi yang datang dengan baju APD lengkap akan mengevakuasi korban pembunuhan. Setelah mendapat informasi, warga akhirnya tahu jika jenazah yang dibawa dari dalam rumah merupakan korban pembunuhan.
“Kirain corona, ternyata ada pembunuhan. Ada polisi berpakaian APD,” ujar Warto (40), salah satu warga, kepada detikcom, Rabu (17/6/2020).
Warto menambahkan rumah yang menjadi tempat kejadian perkara dihuni oleh satu keluarga yakni seorang ibu dan dua orang anak.
“Ibu Widiyaningsih, seorang janda. Yusron anak pertama dan yang kedua masih kecil,” ungkap Warto.
Warto mengatakan saat pembunuhan terjadi, yang ada di dalam rumah hanya Yusron Firlangga (18). Ibu dan adik Yusron infonya sedang pergi ke Jombang. Pembunuhan sendiri terjadao pada Selasa (16/6) malam. Pada Rabu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, Warto yang rumahnya berhadapan dengan lokasi kejadian mendengar Yusron mondar mandir.
“Tengah malam (Yusron) ada di rumah sampai jam 2. Saya dengarnya dia mondar mandir pakai motor, cuman nggak tahu bawa apa,” ungkap Warto.
Warto mengatakan sosok Yusron yang saat ini masih berstatus mahasiswa semester dua adalah pribadi yang tertutup. Warto juga tidak mengetahui jika Yusron sering mengajak orang luar masuk ke rumah selain teman kuliahnya.
“Pribadinya tertutup anaknya. Kalau memasukkan orang luar cuman teman cowok. Kalau cewek panggilan begitu tidak pernah lihat,” tandas Warto.
Kini rumah kontrakan yang berada di Jalan Lidah Kulon 2B no 20, Lakarsantri, itu sudah diberi garis polisi.
Yusron telah membunuh Octavia Widiyawati alias Monik (33), warga Jalan Ciliwung, Darmo, Surabaya. Yusron menusuk leher Monik empat kali hingga terapis itu tewas. Yusron membunuh Monik karena Monik memaksa meminta tip.
(iwd/iwd)