POOL New via REUTERSKim Jong Un (kiri) dan adik perempuannya Kim Yo Jong (kanan) saat menghadiri pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada 27 April 2018.
SEOUL, KOMPAS.com – Provokasi yang dilakukan Korea Utara selama dua pekan terakhir untuk memperkuat posisi adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong.
Pernyataan itu disampaikan Tae Young-ho, mantan diplomat Korut yang membelot dan kini beralih menjadi politisi Korea Selatan.
“Sejauh ini, belum ada orang ketiga antara militer Korea Utara dengan Kim Jong Un. Tapi, kini ada Kim Yo Jong,” ujar Tae di Facebook.
Baca juga: Kim Yo Jong, Adik Kim Jong Un yang Mulai Unjuk Gigi
Politisi dari partai oposisi Masa Depan Bersatu itu menerangkan, provokasi Korut ini bertujuan untuk menciptakan sistem komando baru.
“Sehingga kini publik Korut bakal mulai mendapat instruksi dari adik Kim Jong Un itu,” ujar Tae dikutip kantor berita Yonhap Rabu (17/6/2020).
Tae memutuskan membelot ke Korea Selatan pada 2016, setelah di posisi sebelumnya dia menjabat sebagai Wakil Duta Besar untuk Inggris.
Dia naik ke parlemen setelah di pemilihan umum April lalu, dia mengamankan kursi dengan memenangkan perwakilan proporsional.
Opini Tae terjadi sehari setelah Pyongyang meledakkan kantor perwakilan gabungan dengan Negeri Ginseng di Kaesong (16/6/2020).
Dia menjelaskan tidak pernah melihat Pyongyang melaksanakan perintah, yang diberikan oleh Kim adik di akhir pekan, secepat itu.
Dalam kacamata Tae, aksi tersebut merupakan upaya Pyongyang dalam mengonsolidasikan seluruh negara atas Kim adik sebagai penerus kakaknya.
Baca juga: Adik Kim Jong Un, Sosok di Balik Memanasnya Relasi Korsel dan Korut