Direktur digital Telkom Fajrin Rasyid mengaku akan mendengarkan dan menyuarakan keluhan pelanggan dengan jabatan yang baru dia emban.(Dok. Bukalapak).
Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden sekaligus salah satu pendiri Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid, resmi ditunjuk sebagai Direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom. Penetapannya telah disahkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom yang digelar hari ini, Jumat (19/6).
Sebagai direktur baru, Fajrin mengaku masih banyak belajar dengan para direksi lainnya. Selagi mengemban tugasnya nanti, ia berjanji akan mendengarkan dan menyuarakan keluhan pelanggan Telkom.
“Untuk saat ini, saya hanya bisa bilang bahwa Insya Allah saya akan banyak bantu menyuarakan atau mendengarkan komplain yang ada di masyarakat,” ujarnya dalam konferensi pers virtual usai RUPST, Jumat (19/6).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan kedatangan Fajrin sebagai pemain baru di jajaran direksi, diharapkan bisa mempercepat transformasi bisnis Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi digital.
“Apalagi dengan kedatangan BOD (board of director) yang punya potensi di bidang itu, saya rasa ini akan berjalan lebih cepat dan lebih smooth,” ucapnya.
Ia meyakini Fajrin memiliki kemampuan untuk mendukung tujuan Telkom menjadi perusahaan telekomunikasi digital. Sebab, Fajrin memiliki sederet pengalaman di bidang digital, utamanya saat membangun Bukalapak.
“Kalau pak presiden punya mas menteri, di Telkom ada mas direktur. Jadi, nantinya dalam membangun digital kami bisa lebih cepat lagi terealisasi,” imbuhnya.
Meskipun Fajrin berasal dari Bukalapak, tetapi Ririek memastikan masuknya Fajrin tidak berkaitan dengan keinginan perseroan untuk mengakuisisi Bukalapak. Namun, kata dia, perusahaan pelat merah itu tetap membuka peluang untuk mendorong perkembangan perusahaan.
“Sampai dengan saat ini kami belum punya rencana itu, belum ada rencana untuk akuisisi Bukalapak,” katanya.
Selain perombakan susunan direksi, pemegang saham juga menyepakati pembagian dividen sebesar Rp15,26 triliun. Dividen tersebut setara 81,78 persen dari laba bersih 2019 yakni Rp18,66 triliun. Sedangkan, sisanya sebesar 18,22 persen atau Rp3,40 triliun merupakan laba ditahan.
(ulf/age)