HANDOUT/BMKGPenampakan puncak gerhana matahari cincin yang diabadikan oleh Tim BMKG dari Singkawang, Kalimantan Barat, Kamis (26/12/2019). Menurut daftar yang dirilis BMKG, fenomena astronomi gerhana matahari cincin akan melewati 25 kota/kabupaten di Indonesia pada Kamis hari ini.
KOMPAS.com– Mungkin Gerhana Matahari Cincin (GMC) merupakan fenomena langit yang paling sering Anda dengar dan bahkan pernah disaksikan.
Tepat, pada hari Minggu, 21 Juni 2020 nanti, sejumlah wilayah di Indonesia akan dapat melihat fenomena langit ini pada siang hari menjelang petang.
Tapi tahukah Anda bagaimana Gerhana Matahari Cincin itu terjadi?
Berdasarkan penjelasan resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG), Gerhana Matahari Cincin ini terjadi ketika Matahari, Bulan dan Bumi tepat segaris dan pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.
“Akibatnya, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya,” seperti dikutip dari laman resmi BMKG.
Baca juga: Gerhana Matahari Cincin 2020, Jadwal Waktu dan Daftar Wilayahnya
Hal ini menyebabkan kondisi kecerlangan atau cahaya pada siang hari menurun drastis, bahkan bisa menggelap seolah seperti keadaan di malam hari.
Saat GMC yang terjadi, terdapat dua macam bayangan Bulan yang terbentuk yaitu antumbra dan penumbra.
Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati akan berupa Gerhana Matahari Cincin.
KOMPAS.com/M ZAENUDDIN Fenomena Gerhana Matahari Cincin atau Gerhana Matahari parsial dilihat lewat teleskop dan difoto menggunakan ponsel, di PP-IPTEK, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Kamis (26/12/2019).
Sedangkan, di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian.
Baca juga: Fenomena Langit Juni 2020: Gerhana Matahari Cincin hingga Komet Lemmon
Proses GMC nanti akan melewati jalur cincinnya dengan fase kontak pertama hingga kontak keempat, berikut penjelasannya.
Fase kontak pertama
Kontak pertama ini disebut juga dengan kontak awal. Kontak ini terjadi ketika piringan Bulan, mulai menutupi piringan Matahari.
Fase kontak kedua
Seiring berjalannya waktu, piringan Matahari yang tergerhanai akan semakin besar hingga akhirnya seluruh Bulan mulai menutupi piringan Matahari.