Home News Ahli Temukan Lubang Hitam yang Bisa Dilihat Mata Telanjang

Ahli Temukan Lubang Hitam yang Bisa Dilihat Mata Telanjang

by Papua Damai
Ahli Temukan Lubang Hitam yang Bisa Dilihat Mata Telanjang

CNN Indonesia | Jumat, 29/05/2020 06:50 WIB

Ahli Temukan Lubang Hitam yang Bisa Dilihat Mata TelanjangIlustrasi lubang hitam. (Internet)

Jakarta, CNN Indonesia — Tim astronom dari European Southern Observatory (ESO) dan lembaga lainnya mengklaim telah menemukan lubang hitam atau black hole yang terletak hanya 1000 tahun cahaya dari Bumi. Tim itu mengatakan lubang hitam lebih dekat ke Tata Surya Bumi daripada yang lainnya ditemukan.

Lubang hitam itu juga dikabarkan membentuk bagian dari sistem tiga lapis yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Tim menemukan bukti untuk objek tak terlihat itu dengan melacak dua bintang pendampingnya menggunakan teleskop 2,2 meter MPG / ESO di ESO’s La Silla Observatory di Chili.

“Kami benar-benar terkejut ketika kami menyadari bahwa ini adalah sistem bintang pertama dengan lubang hitam yang dapat dilihat dengan mata tanpa bantuan,” kata Petr Hadrava dari Akademi Ilmu Pengetahuan Republik Ceko, melansir Science Daily.

Tim astronom menyampaikan sistem yang terletak di konstelasi Telescopium ini sangat dekat dengan Bumi sehingga bintang-bintangnya dapat dilihat dari belahan bumi selatan pada malam yang gelap dan cerah tanpa teropong atau teleskop.

“Sistem ini berisi lubang hitam terdekat dengan Bumi yang kita ketahui,” kata ilmuwan ESO Thomas Rivinius, yang memimpin penelitian.

Sebelum memastikan lubang hitam, tim awalnya mengamati sistem yang disebut HR 6819, sebagai bagian dari studi tentang sistem bintang ganda. Namun, mereka mengaku tertegun ketika mengungkapkan bagian ketiga yang sebelumnya belum ditemukan di HR 6819 adalah lubang hitam ketika mereka menganalisis pengamatan.

Pengamatan dengan spektograf FEROS pada teleskop 2,2 meter MPG / ESO di La Silla menunjukkan bahwa salah satu dari dua bintang yang terlihat mengorbit objek yang tak terlihat setiap 40 hari. Sedangkan bintang kedua berjarak sangat jauh.

Dalam situs resmi ESO, lubang hitam yang tersembunyi di HR 6819 adalah salah satu lubang hitam bermassa-bintang pertama yang ditemukan yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya sehingga tampak sangat hitam.

Meski demikian, tim astronom mengaku dapat melihat keberadaannya dan menghitung massanya dengan mempelajari orbit bintang pada pasangan dalam.

“Sebuah benda tak terlihat dengan massa setidaknya 4 kali lipat dari Matahari hanya bisa menjadi lubang hitam,” simpul Rivinius.

Para astronom mengaku hanya melihat beberapa lusin lubang hitam di galaksi sampai saat ini, dimana hampir semuanya sangat berinteraksi dan dapat diketahui dengan melepaskan sinar-X yang kuat dalam interaksi itu.

Namun, para ilmuwan memperkirakan bahwa lebih banyak bintang jatuh ke dalam lubang hitam selama masa kehidupan Bima Sakti. Penemuan lubang hitam di HR 6819 diklaim memberikan petunjuk tentang di mana banyak lubang hitam yang tersembunyi di Bimasakti.

“Pasti ada ratusan juta lubang hitam di luar sana, tetapi kita hanya tahu sangat sedikit. Mengetahui apa yang harus dicari harus menempatkan kita pada posisi yang lebih baik untuk menemukannya,” kata Rivinius.

“Dengan menemukan dan mempelajarinya kita dapat belajar banyak tentang pembentukan dan evolusi bintang-bintang langka itu. yang memulai hidup mereka dengan lebih dari 8 kali massa Matahari dan mengakhiri mereka dalam ledakan supernova yang meninggalkan lubang hitam,” ujarnya.

Penemuan sistem rangkap tiga ini dengan pasangan dalam dan bintang jauh juga dapat memberikan petunjuk tentang merger kosmik yang keras yang melepaskan gelombang gravitasi yang cukup kuat untuk dideteksi di Bumi.

Beberapa astronom percaya bahwa merger dapat terjadi dalam sistem dengan konfigurasi yang mirip dengan HR 6819 atau LB-1, tetapi di mana pasangan dalam terdiri dari dua lubang hitam atau lubang hitam dan bintang neutron.

Penelitian itu dipresentasikan dalam makalah “A naked-eye triple system with a nonaccreting black hole in the inner binary” yang diterbitkan di Astronomy & Astrophysics (doi: 10.1051/0004-6361/202038020).

(jps/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Read More

Related Posts