Liputan6.com, Jakarta – Sejak beberapa hari lalu, ada beberapa pengguna iPhone yang mengeluhkan masalah di perangkat milik mereka. Masalah yang dimaksud adalah layar yang berubah menjadi kehijauan.
Warna kehijauan ini muncul apabila pengguna mengaktifkan Dark Mode atau membawa perangkat ke ruangan yang gelap. Berdasarkan forum di Reddit, masalah ini banyak ditemukan di iPhone 11, iPhone 11 Pro, iPhone 11 Pro Max, iPhone X, dan iPhone XS.
Adapun beberapa pengguna menyebut masalah ini muncul usai mereka memperbarui perangkat ke iOS 13.4, tapi tidak sedikit yang menyebut masalah ini muncul usai mendapatkan iOS 13.5.
Dikutip dari Forbes, Senin (8/6/2020), Apple pun sudah mengetahui masalah ini. Namun yang menjadi persoalan, ada kemungkinan masalah ini tidak sekadar kegagalan software, tapi juga hardware iPhone.
Alasannya, ada beberapa pengguna mengeluhkan warna kehijauan ini tidak muncul di screenshot layar mereka. Karenanya, ada kemungkinan masalah itu muncul di hardware.
Untuk persoalan ini, Apple sendiri mengatakan pihaknya sudah meminta para reseller untuk mengganti layar yang masih dalam masa garansi. Sebab, ada beberapa pengguna yang mengeluhkan masalah ini muncul di iPhone yang baru mereka beli.
Sementara untuk persoalan yang berkaitan dengan software, Apple belum memberikan penjelasan apapun. Oleh sebab itu, belum ada informasi mengenai solusi untuk masalah yang timbul akibat masalah ini.
Celah di Fitur Login Apple Beri Hacker Akses ke Layanan Pihak Ketiga
Beberapa waktu lalu, Apple memperkenalkan layanan bernama “Sign in With Apple” di platform-nya.
Pada dasarnya, “Sign in With Apple” merupakan layanan login, di mana pengguna memakai Apple ID untuk mendaftar dan masuk ke layanan-layanan online lainnya.
“Sign in With Apple” menambah layanan login yang ada, seperti milik Facebook atau Google.
Sayangnya baru-baru ini terungkap bahwa layanan login milik Apple ini memiliki celah kerentanan. Mengutip Ubergizmo, Selasa (2/6/2020), celah kerentanan ini ditemukan oleh peneliti keamanan Bhavuk Jain.
Menurut Jain, karena ada kerentanan pada “Sign in With Apple”, hacker atau penyerang bisa mendapatkan akses tidak terautorisasi ke layanan-layanan pihak ketiga yang menggunakan metode login ini.
Kepada The Hacker News, Bhavuk Jain mengatakan, dampak dari kerentanan ini cukup kritis.
Dampak Berbahaya
“Dampak dari kerentanan ini cukup kritis, karena bisa membuat akun diambil alih. Banyak pengembang telah mengintegrasikan layanan ‘Sign in With Apple’ karena hal itu wajib untuk aplikasi yang mendukung login sosial lainnya,” kata Jain.
Lebih lanjut ia menyebut, sejumlah aplikasi yang mewajibkan untuk login dengan “Sign in With Apple” antara lain adalah Apple, Dropbox, Spotify, AirBnb, dan Giphy yang kini diakuisisi Facebook.
Untungnya, celah ini telah ditambal oleh Apple. Berdasarkan investigasi internal perusahaan, celah ini tidak mengeksploitasi dan tidak membobol akun-akun online apapun.
Fitur Sign in With Apple dirilis pada iOS 13. Ditur “Sign in with Apple” tersedia bagi pengembang untuk masuk ke aplikasi dan layanan, di mana pengguna akan masuk ke Face ID dan membuat akun baru untuk layanan tanpa mengungkapkan informasi pribadi apapun.
Tidak hanya itu, akun Apple juga secara otomatis dapat membuat alamat email baru per aplikasi. Hal ini untuk mencegah aplikasi mendapatkan akses ke email pengguna, atau mengirimkan pesan spam.
Hal ini seiring komitmen Apple terkait pentingnya privasi pengguna.
Pada iOS 13, pengguna juga bisa memilih untuk memberikan data lokasi mereka ke aplikasi “sekali saja” untuk mencegahnya terus melakukan ping lokasi ketika pengguna memakai perangkat.
(Dam/Ysl)