BPOM AS menghentikan izin edar dan penggunaan hydrochloroquine untuk mengobati pasien Covid-19. (Foto: AFP/GEORGE FREY)
Jakarta, CNN Indonesia — Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menghentikan izin edar dan penggunaan hydroxychloroquine dan chloroquine untuk mengobati pasien Covid-19.
Dalam pernyataan resmi yang dimuat di situs resminya, FDA mengatakan izin darurat dicabut karena kedua obat itu dianggap tidak menunjukkan efektivitas bagi pasien yang dirawat karena terinfeksi virus corona di AS.
Sebaliknya, justru muncul laporan bahwa dalam uji klinis skala massal ada kasus gagal jantung dan dampak kesehatan serius lainnya setelah mengonsumsi hydroxychloroquine dan chloroquine.
Data terbaru dari uji coba acak yang dilakukan terhadap pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di AS menunjukkan penggunaan hydroxychloroquine tidak menunjukkan hasil dalam mengurangi kemungkinan kematian maupun mempercepat proses penyembuhan.
“Sementara uji coba klinis masih terus berlangsung untuk mengevaluasi potensi keunggulan obat-obatan ini dalam pencegahan Covid-19, kami menyatakan izin pakai daruratnya sudah tidak layak diberikan. Keputusan ini diambil melalui pemantauan ketat oleh para ilmuwan di Pusat Riset dan Evaluasi Obat,” kata Patrizia Cavazzoni, pejabat pelaksana direktur pusat evaluasi obat FDA dalam situs resminya.
Kendati demikian, kedua jenis obat ini tetap bisa dibeli di AS. Hydroxychloroquine dan chloroquine sejak lama diresepkan untuk mengobati pasien yang menderita penyakit imunitas seperti malaria dan lupus.
Pemakaian hydroxychloroquine dan chloroquine juga tak lepas dari kontroversi, terlebih setelah Presiden Donald Trump mendesak penggunaannya secara massal untuk pasien Covid-19 pada Maret lalu. Trump bahkan mengklaim jika ia secara rutin mengonsumsi hydroxychloroquine untuk terhindari dari virus corona.
Sementara itu di Indonesia, kedua jenis obat ini juga masuk dalam daftar obat yang dapat diresepkan pada pasien Covid-19.
Dalam temuan yang diumumkan oleh FK Unair Jumat (12/06) kemarin, hydroxychloroquine bahkan diklaim masuk dalam dua dari lima kombinasi obat “paling efektif melawan virus corona”. (saf/evn)