Burung Astrapia ekor pita telah memikat banyak orang dengan penampilannya yang memukau. Kontras antara tubuh dan ekor panjang mereka menjadi daya tarik tersendiri yang mengundang rasa penasaran. Hidup di dataran tinggi Papua, burung ini menyimpan sejumlah fakta menarik yang membuatnya semakin istimewa.
Astrapia ekor pita betina memiliki tinggi badan sekitar 35 sentimeter, sedangkan yang jantan bisa mencapai 125 sentimeter karena ekor panjangnya. Ekor jantan yang panjangnya tiga kali lipat dari tinggi badan mereka digunakan untuk menarik perhatian betina. Namun, ekor panjang ini sering membuat pejantan terlihat canggung, sering tersandung atau terjatuh karena ekornya sendiri.
Meskipun pejantan memiliki ekor yang eksotis, menarik perhatian betina bukanlah hal yang mudah. Betina Astrapia ekor pita dikenal sangat pemilih dalam memilih pasangan. Sifat pemilih ini memiliki alasan kuat karena pilihan mereka menentukan gen yang akan diturunkan, serta jenis ekor yang akan bertahan untuk generasi berikutnya.
Fauna khas Papua ini biasanya ditemukan di dataran tinggi, terutama di pegunungan dengan ketinggian di atas 2.450 meter. Untuk melihat keindahan burung unik ini, orang-orang harus rela mendaki gunung. Sayangnya, burung ini semakin sulit ditemukan dan kini berstatus hampir terancam. Hilangnya habitat akibat kebakaran hutan dan deforestasi di pegunungan menjadi penyebab utama penurunan populasi mereka.
Untuk bertahan hidup, satwa satu ini tidak mengalami kesulitan dalam mencari makanan. Mereka terutama memakan buah langsung dari pohon. Namun, burung ini juga kadang-kadang mengonsumsi serangga, laba-laba, dan katak. Pola makan yang beragam membantu mereka bertahan di lingkungan yang keras.
Meskipun keberadaan Astrapia ekor pita masih terdengar asing bagi banyak orang, burung dengan karakteristik unik ini memang menarik untuk diketahui. Keindahan dan keunikan burung ini mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan habitat alami mereka agar generasi mendatang masih dapat menikmati keajaiban alam ini.