Galaksi redup sulit sekali ditemukan karena lebih gelap dibandingan langit malam.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Tim astronom internasional mengidentifikasi hampir 21.000 galaksi redup atau galaksi dengan kecerahan permukaan rendah (low-surface-brightness galaxies atau LSBGs). Deteksi ini dilakukan di dalam Survei Energi Gelap (DES).
Deteksi sampel yang sangat besar bisa menjadi penting untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang bagaimana LSBG terbentuk dan berevolusi. Temuan ini dilaporkan dalam makalah yang diterbitkan 8 Juni di arXiv.org. Tim melihat hampir 21 ribu galaksi yang sangat redup bersembunyi di depan mata.
Dilansir di Futurism, Rabu (17/6) dijelaskan, galaksi redup atau galaksi dengan kecerahan permukaan rendah (LSBG), sangat sulit ditemukan. Kumpulan data baru ini bisa menjadi alat yang tak ternilai dalam mencari tahu bagaimana mereka terbentuk dan mengapa. Galaksi LSBG lebih redup dibandingkan langit malam sehingga sulit terdeteksi. Lantaran itulah, jenis galaksi ini jarang dipelajari.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa LSBG ini membentuk sekitar 15 persen dari semua materi di alam. Tetapi sekarang para astronom telah menemukan begitu banyak galaksi ini.
Para ilmuwan mengharapkan model masa depan pembentukan galaksi, dan bahkan upaya mendatang untuk mensurvei langit. Ini menjadi jauh lebih akurat daripada model yang ada. Menggali lebih dalam penemuan baru mereka, tim telah belajar bahwa LSBG lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Tim mampu mengelompokkan galaksi berdasarkan apakah mereka bersinar merah atau biru. Sudah ada perbedaan di antara galaksi, dan menemukan bahwa galaksi merah bersinar redup dan berevolusi menjadi lebih kompak. Temuan ini akan membantu para astronom mengetahui bagaimana mereka terbentuk.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Persepektif Republika.co.id, Klik di Sini