Home News Beda Penyebaran Virus Secara Asimtomatik dan Presimtomatik

Beda Penyebaran Virus Secara Asimtomatik dan Presimtomatik

by Papua Damai
Beda Penyebaran Virus Secara Asimtomatik dan Presimtomatik

Petugas mengambil sampel cairan dari hidung dan tenggorokan pedagang saat mengikuti swab test di Pasar Pagi, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (11/6/2020). Presiden Jokowi menargetkan pemeriksaan spesimen tes PCR (polymerase chain reaction) COVID-19 mencapai 20 ribu per hari. ANTARA FOTO/Anindira Kintara/Lmo/aww.Ilustrasi. Virus corona penyebab Covid-19 bisa menyebar secara asimtomatik dan presimtomatik. Ketahui perbedaan di antara keduanya. (ANTARA FOTO/Anindira Kintara)

Jakarta, CNN Indonesia — Penyebaran virus corona penyebab Covid-19 tak bisa diprediksi. Virus bisa menyebar secara asimtomatik dan presimtomatik. Meski terdengar hampir sama, namun keduanya memiliki perbedaan.

Melansir CNN, asimtomatik atau tanpa gejala merupakan transmisi virus dari orang yang tidak memiliki gejala dan tidak akan pernah mengalami gejala meski telah terinfeksi. Namun, si pembawa virus (carrier) tanpa gejala ini tetap bisa menulari orang lain.

Sementara presimtomatik merupakan transmisi virus dari manusia yang tidak terlihat sakit, tapi mengalami gejala secara perlahan beberapa waktu kemudian. Tanpa disadari, orang ini juga bisa menulari orang lain.

Hal yang hampir sama juga diungkapkan dalam artikel berjudul “Evidence Supporting Transmission of Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 1 While Presymptomatic or Asymptomatic” dalam laman Center for Disease Control and Prevention. Para penulis, Nathan Furukawa dkk menyebut bahwa pada asimtomatik, virus terdeteksi tapi tidak menunjukkan gejala. Sedangkan presimtomatik, virus terdeteksi sebelum ada gejala.

Sebelumnya, pernyataan seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal penularan asimtomatik sempat bikin gaduh. Kepala Teknis Tanggap Corona WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa penularan asimtomatik jarang terjadi.

Namun kemudian, pernyataan itu dianulir dan ditegaskan bahwa penularan virus SARS-CoV-2 dari orang tanpa gejala tetap perlu diwaspadai.

Pakar penyakit menular Amerika Serikat, Anthony Fauci mengatakan bahwa Covid-19 sangat mungkin ditularkan secara asimtomatik. Data menunjukkan, sebanyak 25-45 persen orang yang terinfeksi cenderung tidak menunjukkan gejala.

“Dan kita tahu dari studi epidemiologi mereka bisa menulari orang lain meski mereka tidak punya gejala,” kata Fauci.

Studi menunjukkan, penularan presimtomatik lebih umum daripada asimtomatik. Babak Javid, konsultan penyakit infeksi di Cambridge University Hospitals mengatakan, pelacakan kontak virus dari Taiwan serta rantai transmisi Eropa pertama di Jerman menunjukkan asimtomatik jarang menulari.

“Namun, studi-studi tersebut telah menemukan bahwa penularan pausicimtomatik [orang terinfeksi dengan gejala sangat ringan] dapat terjadi. Selain itu, ada pula studi yang menemukan bahwa penularan sering terjadi sebelum gejala muncul,” kata Javid.

CDC mengestimasikan 40 persen transmisi virus corona terjadi sebelum orang mengalami gejala. Dalam satu studi, sekitar 4 dari 5 orang positif Covid-19 mendapatkan paparan virus dari orang yang tak memperlihatkan gejala.

Dengan adanya kemungkinan asimtomatik dan presimtomatik ini, Anda disarankan untuk menjaga protokol kesehatan yang telah ada. Menjaga jarak fisik, menggunakan masker, dan rajin mencuci tangan dapat menjadi langkah-langkah dasar yang bisa Anda lakukan untuk membantu menekan penyebaran Covid-19. (els/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read More

Related Posts