TIMIKA | Buaya berukuran kurang lebih satu meter masuk ke kawasan terminal lama Bandara Mosez Kilangin, Rabu (16/3/2022) malam.
Buaya tersebut terlihat di bawah Tugu Ban Alat Berat Tambang yang menjadi ikon bandara tersebut.
General Superintendent Reclamation Biodiversity and Education PTFI, Robert Sarwom menerangkan, buaya tersebut sudah dievakuasi ke Kawasan Konservasi Lingkungan PTFI, pada Kamis (17/3/2022) pagi.
Katab Robert, buaya itu akan dikarantina selama satu malam guna dilakukan observasi dan pengecekan kesehatan.
“Semoga aman-aman saja, karena sejak semalam diikat. Jadi takutnya ada masalah pada bagian kakinya, rencana besok akan kami release ke habitatnya lagi, namun kami pastikan kondisinya aman untuk direlease dulu,” terang Robert kepada seputarpapua, Kamis siang.
Dijelaskan Robert, buaya yang dikarantina ini merupakan buaya air tawar. Hanya saja, daerah jelajah buaya ini saat berburu bisa sampai ke wilayah air payau atau muara sungai.
Peristiwa buaya memasuki wilayah warga di Timika, Papua akhir-akhir ini memang cukup membuat geger.
Pasalnya, pada Kamis, 20 Januari 2022 lalu, seorang warga bernama Damianus Yauta (30) diterkam seekor buaya berukuran tujuh meter saat tengah mencuci kepiting di Sungai Ayuka.
Usai peristiwa itu, pada 17 Februari 2022, warga membunuh seekor buaya berukuran lima meter di Jembatan II Poumako, Sungai Wania. Sebelum diburu, buaya tersebut sering menampakan diri di area itu sehingga membuat warga panik.
Akademisi dan peneliti lingkungan, Dr. Dendy Sofyandy menjelaskan, masuknya buaya ke pemukiman warga akibat dua faktor.
Pertama, akibat adanya perubahan suhu di habitat, baik di dalam air maupun di daratan.
“Jadi buaya itu tidak tinggal terus di air. Sewaktu-waktu ia harus mencari daratan untuk berjemur. Kalau habitatnya terlalu dingin atau terlalu panas, dia akan masuk ke lingkungan manusia yang dirasa pas dengan suhu yang dibutuhkannya,” terang Dendy.
Kedua, menurut Dendy karena adanya ketidak-seimbangan dalam rantai makanan.
Jika dalam satu ekosistem itu makanan yang dibutuhkan buaya berkurang, maka buaya akan terus berpindah hingga ke tempat yang dirasanya cukup untuk berburu.
Namun jika buaya diburu, menurutnya juga akan mengganggu keseimbangan ekosistem terutama dalam rantai makanan.
Sebab, buaya menempati puncak rantai makanan dalam satu ekosistem. Jika predator puncak ini putus dari rantainya, maka tentu keseimbangan alam akan terganggu.
Artikel ini telah tayang di Papuanesia.id
Artike :Buaya Masuk Bandara Mozes Kilangin, Freeport Lakukan Karantina
Sumber: [1]