TIMIKA | Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mimika, Trisno L. Tamanampo mengatakan, terjadi deflasi sebesar -24 persen dari hasil pantauan harga berbagai komoditas pada Februari 2022.
Dijelaskan Trisno, deflasi terjadi di Mimika dari Januari hingga Februari berarti ada penurunan harga beberapa komoditi yang kemudian mempengaruhi deflasi.
“Istilahnya terkait dengan daya beli tapi dia punya penuruanan atau kenaikan tidak terlalu tinggi. Kalau inflasinya sampai -2 masih batas normal. Apalagi kalau -24 penurunannya tidak terlalu tajam,” jelas Trisno saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (11/3/2022).
Trisno mengatakan, komoditi yang pengaruhi deflasi adalah cabe rawit yang merupakan penyumbang deflasi paling tinggi senilai -0,4013 persen.
Selain itu minyak goreng juga menjadi salah satu penyumbang deflasi dengan andil -0,1079 persen.
“Minyak goreng pada Januari sempat naik tapi sekarang turun lagi. Jadi di Mimika harganya kembali normal,” katanya.
Lainnya adalah angkutan udara, dimana Trisno menjelaskan, komoditi angkutan udara menyumbang deflasi senilai -0,091 persen.
Terong juga menjadi penyumbang deflasi dengan andil -0,08 persen, ikan kakap putih -0,07 persen.
“Pemda Mimika berhasil menekan harag-harga walaupun ada komoditi yabg sering naik turun tapi itu fluktuatif seperti cabe merah, bawang merah, bawang putih, ikan , ypmat ada sayur sayur tertentu itu yang biasa mempengaruhi adanya inflasi dan deflasi,” kata Trisno.
Pihaknya terus mengontrol kenaikan sembilan bahan pokok salah satunya adalah beras.
“Beras ini harus sangat dijaga harganya karena kalau naik sedikit saja sudah berpengaruh dengan ekonomi. Tapi sejauh ini harga beras normal-normal saja,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Papuanesia.id
Artike :Cabai dan Minyak Goreng Penyumbang Deflasi Terbesar pada Februari di Mimika
Sumber: [1]