TEMPO.CO, Jakarta – Spesialis jantung Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk Jakarta, dr. Leonardo Paskah Suciadi SpJP, meminta penderita penyakit jantung untuk menjaga kondisi kesehatan pada saat pandemi COVID-19.
“Kita memang perlu waspada dengan COVID-19, namun jangan lupa waspada juga bagi masyarakat yang memiliki riwayat penyakit jantung,” ujar Paskah.
Dia menambahkan penyakit jantung tidak bisa ditunda dalam penanganan. Ia memberi contoh dalam beberapa waktu terakhir, cukup banyak tokoh publik yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
“Jadi, memang tidak bisa ditunda penanganannya dan tidak boleh ada toleransi waktu. Semakin cepat penanganan maka semakin baik,” katanya.
Dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini, penderita penyakit jantung harus tetap menjaga kesehatan jantungnya, termasuk mengonsumsi obat-obatan yang berfungsi menstabilkan fungsi jantung. Jika kondisi tersebut tidak dijaga, maka dikhawatirkan jika penderita tersebut terinfeksi COVID-19, maka akan mengakibatkan kondisi kesehatannya semakin menurun.
“Terutama pada minggu kedua setelah terinfeksi virus. Pada minggu pertama mungkin gejalanya belum terlalu berat, namun pada minggu kedua gejalanya mulai berat dan pada saat itu terjadi badai sitokin, yang mana sel-sel tubuh merespons berlebihan. Misalnya, jika kondisi itu dialami penderita penyakit jantung, maka pada fase itu akan terjadi serangan jantung,” terangnya.
Dia meminta penderita penyakit jantung untuk tidak takut mendatangi rumah sakit dalam rangka mengontrol kesehatan. Sejumlah protokol kesehatan diterapkan untuk mencegah penularan COVID-19 di lingkungan rumah sakit.
“Sejauh ini tidak ada obat-obatan standar di bagian jantung yang meningkatkan risiko terkena COVID-19,” jelas Paskah.