Home News Covid-19, Korea Selatan Batasi Jumlah Murid Masuk Sekolah

Covid-19, Korea Selatan Batasi Jumlah Murid Masuk Sekolah

by Papua Damai
Covid-19, Korea Selatan Batasi Jumlah Murid Masuk Sekolah

Seorang ibu mencium anaknya, di mana mereka menggunakan masker untuk menghindari penularan virus corona di TK di Seoul, Korea Selatan, pada 27 Mei 2020.YONHAP NEWS AGENCY via REUTERSSeorang ibu mencium anaknya, di mana mereka menggunakan masker untuk menghindari penularan virus corona di TK di Seoul, Korea Selatan, pada 27 Mei 2020.

SEOUL, KOMPAS.com – Korea Selatan pada Jumat (29/5/2020) membatasi jumlah murid yang masuk sekolah di Seoul sementara para pejabat Korsel tengah mengatasi kasus-kasus infeksi virus corona di negara itu.

Dilansir media Perancis AFP, menurut pihak berwenang, hanya satu dari tiga murid di Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Menengah di Seoul, yang diizinkan untuk bersekolah secara fisik setiap hari. Yang lainnya belajar melalui internet.

Korea Selatan alami wabah Covid-19 terburuk di luar daratan utama China. Namun, karena upaya ‘lacak, tes dan obati’ yang dilakukan secara luas dan masif, mereka tidak meberlakukan lockdown.

Baca juga: Pertama Sejak 7 Pekan, Korea Selatan Laporan Lonjakan Kasus Virus Corona

Aturan jarak sosial dilonggarkan di negara itu, sebagian besar sudah kembali normal sampai pekan ini.

Namun, adanya lonjakan klaster kasus infeksi baru Covid-19 di negeri Ginseng itu, mereka mulai memberlakukan kembali beberapa tindakan pembatasan di Seoul.

Sementara itu, sekolah telah dibuka kembali secara bertahap dalam proses yang terus berlanjut secara nasional.

Baca juga: Tes Virus Corona Anonim Lindungi Warga Korea Selatan dari Stigma

Korea Selatan pada Kamis (28/5/2020) melaporkan lonjakan terbesar kasus infeksi baru dalam hampir dua bulan, tetapi pada Jumat turun menjadi 58, menjadikan totalnya sebanyak 11.402.

Kasus infeksi yang terjadi di gudang perusahaan e-commerce Coupang di Bucheon, sebelah barat Seoul, telah mencatat 96 kasus pada Jumat, kata Markas Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan.

“Kami telah meminta karyawan Coupang dan anggota keluarga mereka untuk tidak mengunjungi sekolah mana pun,” kata wakil menteri pendidikan Park Baeg Beom.

Museum, taman, dan galeri seni ditutup lagi dari hari Jumat selama dua minggu ke depan, sementara perusahaan didesak untuk memperkenalkan kembali pola kerja yang fleksibel.

Baca juga: Kluster Infeksi Baru, Presiden Korea Selatan Minta Warganya Tidak Panik


Read More

Related Posts