KOMPAS.com – Dunia tengah dihebohkan dengan kehadiran obat anti malaria hydroxychloroquine atau hidroksiklorokuin yang digadang-gadang dapat mengobati Covid-19 baru-baru ini.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sangat mendukung penggunaan obat tersebut. Bahkan, Trump yakin, ia akan menggunakannya untuk mencegah penyebaran Covid-19 di negaranya.
Namun, sejumlah negara dengan tegas menghentikan uji coba penggunaan obat ini dalam skala besar dengan mempertimbangkan masalah keamanan.
Negara-negara tersebut antara lain, Uni Eropa, Perancis, Italia, dan Belgia.
Baca juga: Sebabkan Komplikasi Jantung, Penelitian Klorokuin di Brazil Dihentikan
Lantas, apa itu hidroksiklorokuin?
Merujuk artikel Healthline, Senin (23/3/2020), hidroksiklorokuin merupakan obat berbentuk tablet oral yang diberikan dengan menggunakan resep dokter.
Obat ini tersedia dengan merek Plaquenil dan tersedia juga dalam bentuk generik.
Umumnya, hidroksiklorokuin dapat digunakan sebagai bagian dari terapi di mana Anda mungkin dapat mengonsumsinya dengan obat lain.
Efek samping dari penggunaan obat ini biasanya, sakit kepala, pusing, diare, kram perut, muntah di mana efek ini akan hilang dalam beberapa hari.
Namun, ada juga efek samping yang serius yakni pembengkakakn cepat pada kulit, gatal-gatal, sakit tenggorokan, hipoglikemia berat, pendarahan atau memar, warna kulit biru-hitam, kelemahan otot, rambut rontok, perubahan suasana hati yang abnormal, dan efek kesehatan mental.
Baca juga: Waspada Gejala Baru Virus Corona, dari Sulit Berbicara hingga Halusinasi