Papuanesia.id –
*Turun ke Kuyawage, Penjabat Bupati Lanny Jaya Akan Cabut Status Tanggap Darurat
TIOM-Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya memastikan jika bencana hujan es yang terjadi hanya menimpa dua kampung yaitu Laurem dan Yugunabo. Kedua kampung ini berada di Distrik Kuyawage.
Penjabat Bupati Lanny Jaya, Petrus Wakerwa, SE., M.Si., yang sudah turun langsung ke lokasi bencana, memastikan bahwa bencana ini tidak menyebar ke kampung lain.
“Sementara yang meninggal dunia karena bencana dua orang dan keduanya usia bayi. Sedangkan dua orang dewasa yang meninggal dunia karena faktor lain,” jelas Petrus Wakerwa, Rabu (10/8).
“Dari informasi awal yang kami dengar ini, ada 4 kampung terdampak bencana hujan es dan terus berkambang. Namun setelah kita pastikan langsung ke sana, ternyata hanya dua kampung yang terdampak dari bencana embun beku dan hujan es di sana. Saya sendiri pimpin dan mengklarifikasi apa yang terjadi kampung Luarem dan Yugunuba. Saya juga bermalam di sana,” sambungnya.
Sementara mengenai informasi empat warga yang meninggal dunia juga sudah dikroscek. Saat turun ke lokasi bencana, Bupati Petrus Wakerwa memastikan bahwa warga yang meninggal dunia akibat bencana ini, hanya dua orang dan masih bayi,
“Untuk bayi yang meninggal dunia karena bencana hujan es atas nama Emison Murib usia 8 bulan dan Umbison Tabuni (3 bulan). Sedangkan untuk dua orang dewasa yang meninggal Yekini Tabuni 35 tahun yang meninggal dunia pada saat persalinan (terlambat tindakan medis) dan Arukgawi Wenda (40) meninggal dunia karena penyakit bawaan,” jelasnya saat ditemui di Tiom Ibukota Kabupaten Lanny Jaya.
Ia memastikan dua orang dewasa yang meninggal bukan karena bencana alam yang terjadi di sana. Tetapi itu karena persalinan dan juga penyakit bawaan. Sebelum terjadi bencana itu, ada fase-fasenya yang ditunjukkan oleh alam, dimana anginnya di siang dan malam hari sudah mulai berbeda dan itu sudah terpantau oleh pemerintah.
“Kami sudah antisipasi bencana itu sejak bulan Mei. Sebab tanda-tanda dari alam sudah menunjukan akan terjadi bencana hujan es di sana, sehingga pada saat bencana ini terjadi sudah 63 ton beras dan paket sembako sudah kita distribusikan ke sana, dan mengeluarkan tanggap darurat sejak 25 juli lalu,” bebernya.
Kata Petrus Wakerwa, pihaknya juga berencana untuk mencabut kembali tanggap darurat yang telah dikeluarkan pemerintah daerah. Namun terkait dengan bencana di Distrik Kuyawagi, itu ada fase-fase yang harus dilalui selama lima bulan kedepan usai bencana tersebut berakhir akan ditangani oleh pemerintah daerah,
“Secara teknis agar tidak meluas kita rencana untuk mencabut status tanggap darurat. Namun kita akan membahas lagi dengan tim dari Kementrian Dalam Negeri agar mungkin kita bisa ubah dari tanggap menjadi siaga saja,” tuturnya.
Ia memastikan warga di Kuyawage sudah terlayani dengan baik dengan bantuan-bantuan yang diturunkan baik dari Kemensos, BNPBt, BPBD Provinsi Papua dan Pemkab Lanny Jaya sendiri. Namun warga berpesan agar bantuan itu menggunakan pesawat langsung ke Distrik Kuyawagi tidak diturunkan di pos.
“Ada penyalahgunaan bantuan kalau diturunkan di pos, sebab warga yang terdampak ada yang tidak terima bantuan itu, dan bantuan itu saya dapat laporan ada warga yang membawa dan menjual kembali di Tiom. Saya minta kalau ada seperti itu Kapolres Lanny Jaya tangkap dan masukan ke penjara,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol CPN Atenius Murib SH, MH menyatakan terkait dengan adanya dugaan penyalahgunaan bantuan terhadap bencana alam di Kuyawage, pihaknya dalam hal ini TNI-Polri akan selalu bersinergi dengan Pemda Lanny Jaya. Dimana bencana alam yang daerah ini, bantuan selalu diantar bersama-sama sampai ke titik penjemputan.
“Kalaupun ada penyalahgunaan yang terjadi sudah pasti akan dilakukan penelusuran oleh Kapolres Lanny Jaya dan jajaran. Secara umum keamanan di wilayah bencana dan secara umum di Kabupaten Lanny Jaya, kita nyatakan aman dan kondusif,” tutupnya.(jo/nat)
Continue Reading
Sumber: [1]