Papuanesia.id –
SENTANI-Seorang Ibu rumah tangga yang namanya belum diketahui telah mengalami tindakan penganiayaan yang diduga dilakukan warga satu kampung, tepatnya di kampung Muara Nawa, Distrik Airu Kabupaten Jayapura.
Foto-foto tindakan penganiayaan itu tersebar di beberapa platform media sosial.
Anggota DPRD Kabupaten Jayapura, Dapil Airu, Apolos Lay membenarkan informasi aksi penganiayaan itu. Apolos mengaku mendapat informasi penganiayaan itu dari salah seorang pemuda di Kampung Muara Nawa, Distrik Airu itu, Minggu (10/4). Meski begitu, belum diketahui pasti bagaimana kondisi korban yang menurutnya baru berusia sekira 27 atau 28 tahun itu.
“Saya baru dapat informasi dari salah seorabg pemuda di kampung mengenai informasi ini,” kata Apolos Lay, saat dihubungi media ini, Senin (11/4).
Dari informasi yang diterimanya, kasus penganiayaan itu ditengarai karena adanya kecurigaan warga kampung yang meyakini ibu muda itu memiliki kekuatan gaib (guna-guna) untuk membunuh atau menyakiti warga lain di kampung itu. Akibatnya ibu muda itu dianiaya dengan diikat kedua tangan dan kakinya di tengah kampung lalu dianiaya warga.
Dia juga belum mengetahui, kondisi terbaru dari korban, apakah dianiaya hingga tewas atau kritis. Karena minimnya akses informasi membuat pihaknya tidak bisa mendapatkan informasi detail dari kasus itu.
“Komunikasi tetap kami upayakan, tapi memang akses komunikasi ke sana agak sedikit sulit. Sehingga saya belum tahu apakah dia meninggal atau bagaimana,” katanya.
Selain itu, informasi lain yang diterimanya, ibu muda itu sudah memiliki suami namun belum mempunyai anak. Sementara Kasus penganiayaan itu hanya menimpa ibu muda tersebut sedangkan suaminya tidak dianiaya.
“Informasinya hanya istrinya yang dianiaya, sementara suaminya tidak,” jelasnya.
Sebagai wakil rakyat, dia juga telah membangun komunikasi dengan pihak kepolisian termasuk TNI untuk mengamankan kampung dan tempat kejadian. Karena dikhawatirkan masalah ini bisa membias.
“Saya sudah kontak Kapolsek, anggota TNI juga supaya bisa amankan lokasi, karena persoalan kalau hanya alasan guna guna, tentu tidak bisa dibuktikan. Jadi saya berharap polisi bisa naik ke sana,” tambahnya.
Sementara itu, Kapolres Jayapura, AKBP Fredeickus Maclarimboen, yang dikonfirmasi media ini terkait kasus ini, belum memberikan penjelasanya.
“Mohon waktu, belum ada laporan dari kapolsek,” ujarnya. (roy)
Continue Reading
Sumber: [1]