Menteri BUMN Erick Thohir menilai jumlah produk BBM Pertamina terlalu banyak sehingga kurang efisien. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia — Menteri BUMN Erick Thohir ingin mengurangi produk bahan bakar minyak (BBM) PTĀ Pertamina (Persero). Sebab, produk yang ada saat ini terlalu banyak dan tidak efisien bagi produksi serta distribusi perusahaan.
Saat ini, perusahaan minyak nasional itu memiliki produk BBM bersubsidi untuk rumah tangga berupa minyak tanah. Lalu, produk BBM bersubsidi atau penugasan dari pemerintah untuk kendaraan bermotor berupa Solar/Biosolar dan Premium.
Selanjutnya, Pertamina memiliki Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Racing, Dexlite, dan Pertamina Dex yang merupakan produk BBM non subsidi untuk kendaraan bermotor. Produk-produk ini belum mencakup yang non BBM, misalnya gas elpiji, petrokimia, hingga pelumas atau oli.
“Mereka bensinnya, solarnya, banyak, ada sembilan. Nah, ini mau kami konsolidasikan, jangan produk terpisah,” ujar Erick dalam konferensi pers virtual, Jumat (12/6).
Kendati begitu, Erick belum memberi penjelasan lebih lanjut mengenai penyesuaian sembilan produk itu. Misalnya, apakah akan digabung jadi satu atau hanya akan dipangkas menjadi beberapa produk.
Ia mengatakan keinginan ini dilandasi oleh dua latar belakang. Pertama, agar biaya produksi, distribusi, dan logistik perusahaan lebih efisien dan hemat.
“Bayangkan sekarang ada sembilan produk, truk yang bawanya sembilan kali bolak balik. Jadi kami ingin lebih efisien logistik,” katanya.
Kedua, agar terjadi konsolidasi produk dari Pertamina dengan perusahaan subholding di bawahnya. Artinya, bila ada produk yang sudah terlanjur dimiliki induk atau anak usaha, bukan tidak mungkin akan dijadikan satu saja.
“Nanti dengan holding ini, mereka harus jadi champion–champion-nya, sehingga dengan sinergi, misalnya lifting minyak jadi naik. Sama di hilirnya, akan dikonsolidasikan, sekarang banyak oil, oli, dan lainnya,” jelasnya.
(uli/sfr)