WAMENA, Papuanesia.id – Bripda Diego Fernando Rumaropen, anggota Brimob Yon D Wamena, Polda Papua gugur diserang orang tidak dikenal (OTK) di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu (18/6/2022). Polisi menduga kelompok kriminal bersenjata (KKB) di balik penyerangan terhadap putra terbaik Papua tersebut.
Selain menganiaya, para pelaku juga merampas dua senjata yang dibawa Bripda Diego, anggota Polri yang merupakan orang asli Papua (OAP). Dalam penyelidikan kasusnya, Polda Papua juga melibatkan Unit Propam.
Berikut 5 fakta gugurnya anggota Brimob Bripda Diego Rumaropen diserang OTK diduga KKB di Jayawijaya :
1. Sosok Bripda Diego Rumaropen
Putra daerah Bripda Diego Fernando Rumaropen, anggota Brimob Polda Papua yang gugur diserang OTK di Jayawijaya, Papua. (Foto: Ist)
Bripda Diego merupakan putra sulung pasangan Zuzan Elisabeth Merani dan Pieter Rumaropen. Ayahnya, Pieter Rumaropen merupakan pemain Persiwa Wamena dan mantan penyerang Timnas Indonesia di Piala Asia 2011 serta pernah memperkuat Timnas Indonesia U-23 pada SEA Games 2005.
Ibundanya salah satu ASN di lingkungan Pemda Kabupaten Jayawijaya. Sementara sang nenek, Sanderina Morin menjabat sebagai anggota DPRD Jayawijaya.
Bripda Diego merupakan putra daerah asal Papua. Dia menamatkan pendidikan, SD hingga SLTA di Wamena, Jayawijaya. Selanjutnya dia masuk Kepolisian melalui Program Bintara Otsus dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Polisi Perairan Pondok Dayun Jakarta pada 22 Desember 2021.
Dia mengikuti pendidikan Bintara lanjutan dalam Satuab Elite Polri, Brimob dan menyelesaikan pendidikan pada Maret 2022, kemudian ditempatkan di Batalyon D Brimob Wamena.
2. Kronologi kejadian
Bripda Diego yang dikenal sebagai polisi ramah dan murah senyum diserang dua OTK bersenjata parang di wilayah Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Sabtu (18/6/2022) petang.
Kronologi kejadian berawal saat Danki Brimob Yon D Wamena AKP Rustam ditelepon seseorang bernama Alex Matuan untuk membantunya menembak sapi miliknya di daerah Napua.
Kemudian AKP Rustam membawa satu pucuk senjata api jenis sniper Steyr dan mengajak Bripda Diego membawa senpi AK 101 pergi ke Napua.
Setelah sapi ditembak, AKP Rustam kemudian menitipkan senjatanya Bripda Diego. Dia lalu pergi meninggalkan Bripda Diego sendirian di lokasi untuk mengecek sapi tersebut.
Saat itulan datang dua OTK bersenjata parang membacok Bripda Diego. Setelah itu keduanya mengambil dua pucuk senjata api dan melarikan diri dari lokasi.
Editor : Donald Karouw
Sumber: [1]