NASA/APOD/Anthony Ayiomamitis (TWAN)Ilustrasi fenomena bulan bercincin. Cincin cahaya yang mengitari bulan disebut dengan halo.
KOMPAS.com – Fenomena bulan bercincin dilaporkan para warganet di sejumlah media sosial pada Selasa (2/6/2020) malam.
Kemunculan fenomena ini banyak dilaporkan pengguna sosial media Instagram dari beberapa kota di Jawa Timur.
Penampakan fenomena ini banyak mengundang reaksi, sebab kemunculannya berada di tengah kondisi pandemi corona yang melanda Indonesia saat ini.
“Itu (bulan bercincin) halo, sama dengan yang terjadi pada matahari,” ujar Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional ( Lapan) Thomas Djamaluddin saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/6/2020).
Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Fenomena Pelangi di Hari Lebaran, Mengapa Bentuknya Melengkung?
Fenomena halo pada matahari, biasanya muncul seperti cincin pelangi yang mengelilingi matahari.
Thomas mengatakan halo terjadi saat kristal es di awan Cirrus membiaskan cahaya matahari seperti prisma.
Dok. BMKG Fenomena Halo atau matahari bercincin yang terjadi di Blora dan Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (1/10/2019) siang.
Baca juga: Fenomena Halo Matahari Terlihat di Atas Langit Banyumas
“Saat di awan tinggi terbentuk awan Cirrus yang dingin dengan kristal-kristal es, maka kristal es tersebut akan membiaskan cahaya bulan saat malam,” jelas Thomas.
Pembiasan cahaya tersebut, kata dia, membentuk lingkaran berwarna seperti matahari. Atau bahkan hanya tampak sekadar lingkaran hitam putih, karena warnanya tidak tampak.
“Lingkaran ini, kemudian disebut dengan halo,” kata Thomas.