JAKARTA, KOMPAS.com – Kendaraan besar dan panjang seperti bus, memiliki kaca belakang. Padahal posisi pengemudi dengan kaca belakang bisa dibilang cukup jauh, sehingga kurang efektif digunakan untuk melihat kendaraan di belakang.
Lagi pula, spion yang ada di kabin juga fungsinya lebih untuk melihat penumpang, bukan ke kaca belakang.
Apalagi model bus saat ini semakin beragam. Model bus tingkat yang posisi pengemudinya ada di bagian bawah bus, pasti tidak bisa melihat ke bagian belakang melalui kaca. Kondisi ini berbeda seperti mobil pada umumnya yang bisa melihat kondisi di belakangnya melalui kaca.
Baca juga: Siap Bawa Penumpang, Begini Partisi Ojol Saat New Normal
Rico Blogspot bus tingkat
Lalu apa fungsi sebenarnya dari kaca bus dan Kenapa masih ada dan digunakan oleh sampai sekarang?
Rifandy Adrianto, Marketing Staff karoseri Adi Putro, mengatakan, penggunaan kaca belakang pada bus untuk memenuhi unsur estetika dari sebuah kendaraan.
“Sebenarnya hanya secara estetika, selayaknya mobil juga ada kaca belakang. Biasanya juga pada bagian kaca belakang ditutupi oleh stiker untuk beberapa Perusahaan Otobus (PO),” ucap Rifandy kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Tak Memiliki SIKM, Polisi Pukul Mundur 37.585 Kendaraan Selama Arus Balik
Selain memenuhi unsur estetika, adanya kaca belakang bus juga bisa untuk keadaan darurat dan melihat situasi di luar. Seperti yang dikatakan oleh Werry Yulianto, Export Manager karoseri Laksana.
“ Fungsi kaca belakang juga bisa sebagai emergency exit bila terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Disamping itu juga untuk melihat situasi di luar bagi penumpang bus,” ucap Werry kepada Kompas.com.
Selain itu, kaca belakang bus biasanya dipasangi stiker oleh PO seperti jurusan trayek atau modelnya. Lalu kaca belakang yang tertutup stiker juga membantu agar tidak terlalu banyak cahaya di kandang macan/tempat tidur pengemudi bus, sehingga bisa istirahat dengan nyaman.