JAKARTA, Papuanesia.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kelabakan menghadapi ragam pertanyaan yang dilontarkan warga sebulan terakhir. Akun anonim mengatasnamakan diri sebagai Bjorka jadi penyebabnya.
Dia dianggap menjadi momok bagi pemerintah karena berhasil mengekspose kelemahan sistem keamanan digital Indonesia. Sepak terjang Bjorka dalam melakukan peretasan menyasar data pelanggan IndiHome, SIM Card, pemilih Indonesia, hingga data pribadi para pejabat Indonesia dan dokumen rahasia.
Namun, Bjorka bukan satu-satunya nama hacker yang pernah menggemparkan publik. Beberapa nama hacker dunia pernah menjadi sorotan, salah satunya David Dworken.
David Dworken adalah salah satu sosok hacker yang pernah menjadi sorotan pada 2016 silam. David yang saat itu masih duduk di bangku SMA, menghabiskan 10–15 jam di kelas untuk meretas situs Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS).
Namun, saat itu David Dworken tidak mendapat hukuman atas ulahnya itu. Dworken yang saat itu baru saja lulus menjadi salah satu remaja yang mendapat ucapan terima kasih dari Secretary of Defense Ash Carter di Pentagon karena berhasil menemukan sebuah bug.
Aksi David Dworken juga bukan tanpa alasan. Pasalnya pada awal April 2016 silam, Departemen Pertahanan AS sempat membuka lomba berjudul ‘Hack the Pentagon’ dan pertama kali diadakan dalam sejarah pemerintah federal.
Melalui ajang tersebut, para peserta ditantang untuk membobol sistem keamanan Pentagon demi keperluan identifikasi dan mengetahui celah keamanan dari sejumlah website Departemen Pertahanan.
Sebanyak lebih dari 1.400 peserta telah berhasil menemukan 138 celah keamanan pada lomba yang diadakan pada 18 April 2016 hingga 12 Mei 2016 tersebut.
Salah satu dari peretas itu adalah David Dworken. Meskipun saat itu Dworken tidak dipekerjakan oleh pemerintah seperti yang banyak diberitakan sebelumnya, namun kariernya hingga saat ini cukup berkembang berkat keikutsertaannya dalam acara tersebut.
Editor : Rizky Agustian
Sumber: [1]