Papuanesia.id –
KEEROM-Dalam rangka hari Krida Pertanian Nasional 2022 yang jatuh pada tanggal 22 Juni kemarin, Kementerian Pertanian merayakan momentum tersebut dengan berbagai kegiatan, salah satunya melakukan panen secara serentak di seluruh Indonesia via zoom meeting. Mulai dari petani komoditas padi, kedelai, jagung, sayuran dan buah-buahan.
Khusus Kabupaten Keerom menggelar panen komoditas jagung yang berlangsung di Arso II.
Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut., MUP., yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Keerom, Trisiswanda Indra N. SPt., menyampaikan selamat hari Krida kepada seluruh petani Indonesia, khususnya petani Keerom.
Sekda Trisiswanda Indra juga menuturkan, jika momentum hari Krida Pertanian Nasional bertepatan dengan niat besar Presiden Jokowi yang ingin menjadikan Keerom sebagai lumbung pangan nasional komoditas jagung.
“Bapak Presiden tahun lalu sudah mencanangkan Kabupaten Keerom sebagai lumbung jagung nasional dan kita sudah tahu bersama Pemerintah Keerom sudah menyiapkan lahan,” ungkap Sekda Trisiswanda Indra di sela-sela perayaan hari Krida Pertanian Nasional.
“Kita masih menunggu lelang land clearing dari Kementerian PUPR dan pemerintah pusat sangat serius untuk program tersebut. Dan kita menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat yang sudah berupaya membuat Kabupaten Keerom sebagai lumbung pangan nasional,” sambung Sekda.
Tidak hanya jagung, tapi Pemerintah Kabupaten Keerom juga sudah memetakan potensi setiap daerah di wilayah Keerom untuk meningkatkan ketahan pangan. Seperti padi di Arso IX.
“Pada kesempatan ini juga kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada para petani seluruh Indonesia khususnya di Kabupaten Keerom yang sudah bekerja keras untuk mempertahankan kesediaan pangan secara nasional dan kita bisa rasakan itu di Kabupaten Keerom,” ujar Sekda.
Sekda juga membeberkan jika Pak Bupati pada APBD 2022 hingga 2024 sangat berkomitmen dalam mewujudkan ketahanan pangan.
“Memang kita terbatas anggaran terhadap alat dan mesin pertanian serta pupuk. Tapi kunjungan Pak Bupati kepada Kementerian Pertanian beberapa hari lalu memberikan hasil yang luar biasa. Dengan keterbatasan anggaran kita berupaya untuk membangun pertanian di Keerom. Sehingga petani di Keerom terus mendapatkan pembinaan, bantuan sampai peningkatan sumber daya petani,” ucapnya.
Di tempat yang sama Kepala Seksi Produksi Pangan Dinas Pertanian Provinsi Papua, Jefry mengatakan, sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, mereka selama ini sudah memberikan bantuan bibit jagung untuk petani di Keerom cukup banyak.
Dia juga melihat jika antusias para petani di Keerom untuk menanam jagung sangat besar. Sehingga menurutnya, hal tersebut sebuah langkah yang sangat baik dalam mendukung program Pemerintah Pusat untuk menjadikan Keerom sebagai lumbung pangan nasional.
“Kaki melihat petani sudah mulai beralih menanam jagung, dan bertambah terus di Keerom. Dan kami melihat di Keerom ada 10 ribu hektar yang akan digunakan untuk tanaman jagung. Dan benih yang kami siapkan dari Provinsi sekitar 3.000 hektar untuk Kabupaten Keerom,” ujarnya.
Sementara itu, mewakili Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Dina juga membeberkan jika perhatian pemerintah pusat untuk Kabupaten Keerom memang sangat besar dalam hal ketahanan pangan.
“Tahun 2021, alokasi bantuan untuk Papua dari 24 ribu hektar sekian, yang ada di Keerom itu sepertiga dari alokasi bantuan. Tandanya bahwa pusat memang melihat potensi di Keerom. Tahun ini juga diajukan 3.000 dari total sekitar 12 ribuan untuk Papua,” jelasnya.
Untuk itu, dirinya berharap, jika kedepan hasil jagung tersebut telah memiliki offtaker, para petani harus bisa mandiri dalam menyiapkan benih.
“Tidak menggantung bantuan benih lagi dari pemerintah, meskipun tidak ada bantuan, petani tetap tanam jagung dengan beli benih sendiri. Kalau bisnisnya sudah besar untuk beli benih pasti tidak berat,” tandasnya.
Dina juga membeberkan, jika pihaknya tidak hanya fokus terhadap komoditas jagung. Tapi mereka melihat jika Keerom juga memiliki potensi besar untuk mengembangkam tanaman kedelai.
“Tahun ini kami mulai dengan penangkaran benih 15 hektar, dan hasilnya ditanam lagi. Jadi 15 hektar itu bisa ditanam dan luasnya lebih banyak,” ujarnya.
Salah seorang petani asal Keerom, Abdul Rohim mengaku jika dirinya sudah enam tahun bergelut dengan tanaman jagung. Ia mengaku jika dengan hasil jagung dirinya bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.
“Saya tanam jagung sudah cukup lama hampir enam tahun, mau harga murah dan mahal saya tetap tanam jagung. Karena kita dari jagung bisa menyekolahkan anak-anak. Saya tanam empat hektar, masih ada kosong tapi terbatas alat,” tuturnya.
“Saat ini Pemerintah sedang mencanangkan Keerom sebagai lumbung pangan khusus tanaman jagung. Kami para petani tentunya sangat berterima kasih. Apalagi selama ini saya juga selalu dibantu bibit oleh pemerintah,” pungkasnya. (eri/nat)
Continue Reading
Sumber: [1]