Konten Redaksi kumparan
Kabar baik datang dari upaya pengembangan vaksin virus corona SARS-CoV-2 buatan Moderna, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat. Berdasarkan hasil uji klinis Fase 1, delapan relawan yang divaksinasi berhasil mengembangkan antibodi dalam tubuhnya, tanpa membuat mereka terinfeksi.
“Ini benar-benar berita baik dan berita yang kami pikir banyak orang telah menunggu selama beberapa waktu,” kata Dr. Tal Zaks, kepala petugas medis Moderna, dikutip CNN.
Moderna bermitra dengan National Institutes of Health untuk mengembangkan vaksin COVID-19. Jika vaksin menunjukkan hasil positif sampai tahap akhir, vaksin diklaim Zaks dapat tersedia untuk publik pada awal Januari 2021.
Adapun uji klinis tahap pertama bertujuan untuk mempelajari efek vaksin pada sejumlah kecil orang sehat. Uji coba ini akan mengungkap apakah vaksin aman untuk manusia dan bisa memunculkan respons kekebalan tubuh.
Moderna telah memvaksinasi puluhan relawan penelitian dan mengukur antibodi pada delapan orang di antaranya. Kedelapan orang tersebut mengembangkan antibodi penetral infeksi virus. Antibodi yang terbentuk bahkan mencapai hingga melebihi taraf yang terlihat pada orang yang secara alami pulih dari COVID-19.
Antibodi penetral ini mampu mengikat virus, melumpuhkannya hingga tak mampu menyerang sel manusia.
“Kami telah menunjukkan bahwa antibodi ini, respons kekebalan ini, sebenarnya dapat memblokir virus,” kata Zaks. “Saya pikir ini adalah langkah pertama yang sangat penting dalam perjalanan kami menuju vaksin.”
Hasil penelitian ini, yang dipimpin oleh National Institutes of Health, belum ditinjau atau dipublikasikan oleh jurnal medis. Namun lembaga pengawas obat dan makanan di AS, Food and Drug Administration (FDA), telah memberi restu bagi Moderna untuk melanjutkan ke uji klinis Fase 2, yang biasanya melibatkan responden dalam jumlah besar hingga beberapa ratus orang.
Moderna berencana untuk memulai uji klinis skala besar, yang dikenal sebagai uji coba Fase 3, pada Juli 2020 mendatang. Ini biasanya melibatkan puluhan ribu orang.
Moderna, yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, adalah satu dari delapan pengembang vaksin corona di seluruh dunia telah mencapai tahap uji klinis manusia. Sementara tujuh pengembang lainnya terdiri dari Pfizer dan Inovio yang juga berbasis di Amerika Serikat, kemudian ada tim peneliti di Universitas Oxford, Inggris, dan empat kelompok ilmuwan di China.
Yuk! Bantu donasi atasi dampak corona.