Jakarta, CNBC Indonesia – Membuka perdagangan di awal pekan ini, Senin (8/6/2020), Indeks Harga Saham Gabungan melajut di teritori positif dengan penguatan 1,51% ke level 5.022,59 poin.
Hingga pukul 010.45 WIB, IHSG tercatat menguat 2,28% k elvel 5.060, nilai transaksi bursa mencapai Rp 6,54 triliun dengan volume 6,84 miliar saham. 312 saham terpantau menguat, 97 saham lainnya melemah dan 13147saham bergerak stagnan.
Penguatan IHSG selaras dengan bursa saham lainnya di Asia, indeks Strait Times menguat 1,09%, indeks Nikkei dan Hang Seng masing-masing menguat 0,93% dan 0,45%.
Menurut Head of Research PT Samuel Sekuritas, Suria Dharma menuturkan, ada beberapa katalis yang mendorong penguatan IHSG di awal pekan ini.
Pertama, data tenaga kerja Amerika Serikat yang membaik. Negeri Paman Sam mencatat 2,5 juta lapangan kerja baru pada Mei, sehingga angka pengangguran membaik ke 13,3% mengacu data Departemen Tenaga Kerja AS.
Angka ini di luar prediksi pada ekonom dalam polling Dow Jones yang menduga ada 8 juta lapangan kerja, dan angka pengangguran 20%.
“Sentimen penguatan IHSG terutama dari data tenaga kerja AS yang di luar dugaan bagus,” kata Suria Dharma, saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (8/6/2020).
Di sisi lain, dari dalam negeri, katalis positif juga bersumber dari menguatnya kurs Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang masih bertahan di bawah Rp 14.000 dan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Penguatan Rupiah dan pelonggaran PSBB mendorong kenaikan IHSG,” tuturnya lagi.
Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee berpendapat, selain data tenaga kerja yang membaik, sentimen yang mendorong penguatan IHSG antara lain ekspansi stimulus oleh Bank Sentral Eropa (ECB) sebesar 600 miliar Euro di atas harapan pelaku pasar.
“IHSG pekan ini diperkirakan akan konsolidasi menguat dengan support di level 4.851 sampai 4.704 sampai 5.014 sampai 5.112,” kata Hans Kwee.
(hps/hps)