Ilmuwan menghitung kemungkinan adanya peradaban kehidupan lain selain di Bumi.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Selama berabad-abad, para ilmuwan telah menjelajahi alam semesta untuk mencari petunjuk kosmik, apakah manusia sendirian di alam semesta. Sekarang, perkiraan baru menunjukkan mungkin ada peradaban aktif lain di luar sana, tetapi tidak banyak.
Ilmuwan menggunakan persamaan Drake untuk menghitung kemungkinan peradaban di alam semesta. Persamaan ini diperkenalkan pada 1960-an oleh astronom Frank Drake. Ini adalah rumus yang digunakan banyak peneliti untuk memperkirakan probabilitas bahwa kita mungkin berkomunikasi dengan peradaban luar angkasa di galaksi kita, Bima Sakti.
Dilansir di Popular Mechanics, Selasa (16/6) disebutkan ada tujuh variabel kunci Drake. Variabel itu salah satunya berkisar dari berapa banyak planet yang dapat dihuni yang ada di galaksi hingga jumlah waktu di mana kehidupan terestrial terbentuk.
Formula bertindak lebih seperti kerangka kerja untuk probabilitas menemukan kehidupan. Perkiraan sebelumnya berkisar antara nol hingga lebih dari satu miliar peradaban.
Sepasang peneliti dari Universitas Nottingham di Inggris mempersempit perkiraan itu menjadi hanya 36 peradaban ekstraterestrial. Keduanya bekerja di bawah asumsi bahwa dibutuhkan waktu yang sama bagi kehidupan untuk berevolusi dalam jangkauan jauh dari galaksi.
“Seharusnya setidaknya ada beberapa puluh peradaban aktif di galaksi kita dengan asumsi bahwa dibutuhkan 5 miliar tahun bagi kehidupan untuk terbentuk di planet lain, seperti di Bumi,” ujar astrofisikawan Christopher Conselice.
Tim menjuluki perhitungan ini Astrobiological Copernican Limit. Dengan menggunakan perhitungan ini sebagai pedoman, para ilmuwan memetakan beberapa skenario. Salah satu ujung spektrum adalah skenario lemah di mana dibutuhkan kehidupan cerdas tidak lebih dari 5 miliar tahun untuk terbentuk. Di sisi lain, ada skenario kuat di mana dibutuhkan kecerdasan hidup antara 4,5 dan 5,5 miliar tahun untuk berkembang.
Menurut perhitungan para ilmuwan untuk skenario kuat, harus ada antara empat dan 211 peradaban kompleks yang memiliki kemampuan untuk mengirim sinyal ke alam semesta, dengan 36 yang paling mungkin.
Yang paling dekat dari peradaban kompleks ini seharusnya berada sekitar 17 ribu tahun cahaya dari Bumi, mengorbit bintang katai tipe M bermassa rendah.
Tapi ini bukan pertanda baik bagi peluang kita untuk terhubung dengan makhluk luar angkasa yang jauh. Berkomunikasi jarak ini tidak mungkin dilakukan dengan teknologi saat ini. Ide ini dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal pada 15 Juni.
Beberapa peneliti skeptis terhadap pekerjaan itu. Oliver Shorttle dari University of Cambridge mengatakan kepada organisasi berita bahwa lebih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti bagaimana tepatnya kehidupan terbentuk di Bumi, sebelum mengambil temuan baru sebagai fakta.
Jadi apa artinya ini bagi masa depan kehidupan di Bumi? Pencarian kehidupan di tempat lain di alam semesta akan mengungkapkan wawasan tentang nasib kita sendiri.
“Jika kita menemukan bahwa kehidupan terestrial adalah hal yang umum, maka ini akan mengungkapkan bahwa peradaban kita dapat hidup lebih lama dari beberapa ratus tahun,” kata Conselice.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Persepektif Republika.co.id, Klik di Sini