Home News Jadi Epidemi di Afrika, Bagaimana Gejala hingga Pengobatan Ebola?

Jadi Epidemi di Afrika, Bagaimana Gejala hingga Pengobatan Ebola?

by Papua Damai
Jadi Epidemi di Afrika, Bagaimana Gejala hingga Pengobatan Ebola?

Gambar ini diambil pada 9 April 2005 di Uige, kota berjarak sekitar 300 kilometer dari ibu kota Angola, Luanda. Mereka adalah para petugas kesehatan dengan pakaian khusus, tertutup dari kepala sampai ujung jari, yang mengevakuasi jenazah para korban ebola saat itu.AFP PHOTO / FLORENCE PANOUSSIAN Gambar ini diambil pada 9 April 2005 di Uige, kota berjarak sekitar 300 kilometer dari ibu kota Angola, Luanda. Mereka adalah para petugas kesehatan dengan pakaian khusus, tertutup dari kepala sampai ujung jari, yang mengevakuasi jenazah para korban ebola saat itu.

KOMPAS.com – World Health Organization (WHO) mengumumkan adanya kasus ebola di Republik Demokratik Kongo. Wabah ebola kali ini menyebar di zona kesehatan Wangata, Mbandaka, Provinsi Equateur.

Ebola Virus Disease (EVD) atau Ebola haemorrhagic fever merupakan penyakit dengan tingkat keparahan yang tinggi. Penyakit ini menginfeksi manusia dan primata, serta kerap berujung pada kematian.

WHO menyebutkan angka mortalitas penyakit ebola berada pada kisaran 50 persen, tepatnya antara 25 hingga 90 persen.

Baca juga: Ebola Kembali Muncul di Kongo, Virus Apa Itu dan Bagaimana Penyebarannya?

Sama seperti Covid-19, ebola merupakan penyakit zoonosis yang ditransmisikan dari satwa liar. Para ilmuwan percaya inang dari virus ebola adalah kelelawar dari family Pteropodidae, jenis kelelawar pemakan buah.

Selain Republik Demokratik Kongo, Ebola juga menyebar di beberapa negara lain di Afrika antara lain Sierra Leone, Liberia, dan Guinea.

Gejala dan diagnosis ebola

Mengutip situs resmi WHO, Selasa (2/6/2020), periode inkubasi ebola memiliki interval antara dua hingga 21 hari. Seseorang yang terinfeksi virus ebola tidak bisa menularkan penyakitnya kepada orang lain sebelum ada gejala yang timbul.

Beberapa gejala penyakit ebola antara lain:

– Demam

– Kelelahan

– Nyeri otot

– Sakit kepala

– Sakit tenggorokan

Lima gejala utama tersebut kemudian diikuti oleh:

– Muntah-muntah

– Diare

– Ruam

– Gejala kerusakan ginjal dan fungsi hati

– Dalam beberapa kasus, pendarahan internal dan eksternal (misal pendarahan pada gusi)

– Dalam beberapa kasus, jumlah sel darah putih yang rendah serta peningkatan enzim hati.


Read More

Related Posts