ANTARA FOTO/Kyodo/via REUTERSSebuah sekolah dasar dibuka kembali dengan para murid memakai masker pelindung, menyusul penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), di Nagasaki, selatan Jepang, Senin (11/5/2020), dalam foto yang diambil oleh Kyodo.
TOKYO, KOMPAS.com – Jepang secara resmi mencabut darurat nasional virus corona, secara bertahap membuka kembali negara dengan peringatan tetap diberikan.
Dalam konferensi pers yang ditayangkan televisi nasional, Perdana Menteri Shinzo Abe menuturkan mereka mempunyai kriteria ketat sebelum memutuskan.
“Kami mempertimbangkan bahwa kami sudah melewati ini semua,” terang PM Abe, sebagaimana diberitakan kantor berita AFP Senin (25/5/2020).
Baca juga: Kasus Baru Covid-19 Melambat, Jepang Bakal Akhiri Darurat Nasional
Dibandingkan dengan Eropa, AS, maupun Brasil, Jepang hanya mencatatkan 16.581 kasus infeksi virus corona, dengan 830 orang meninggal.
Namun pada 7 April, karena kembali meningkatnya kasus dan dikhawatirkan sistem kesehatan bakal kolaps, Abe mengumumkan darurat nasional.
Awalnya, kondisi itu diberlakukan bagi ibu kota Tokyo dan enam region, sebelum pemerintah pusat memutuskan menerapkannya di seantero negara.
Bisnis dan sekolah diminta tutup, dengan warga diimbau berada di rumah. Namun, tak seperti negara lain, mereka tak memberi hukuman bagi pelanggar.
Meski begitu, sebagian besar warga menuruti imbauan yang disampaikan pemerintah, dengan mayoritas jalan terkenal di Tokyo sunyi.
Imbas aturan ini, jumlah infeksi pun mengalami penyusutan dari puncaknya yang bisa 700 per hari, kini hanya puluhan secara nasional.
Darurat nasional ini sebenarnya sudah mulai dicabut di sejumlah wilayah pekan lalu. Tapi, pemerintah masih mempertimbangkan momen tepat.