Papuanesia.id –
*Jenazah Pasutri Anggota Babinsa dan Bidan Korban Pembunuhan Diterbangkan ke Sidoarjo
WAMENA-Tenaga kesehatan (nakes) yang selama ini bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada warga, tidak terima dengan kasus pembunuhan terhadap Sri Lestari Indra Putri salah seorang tenaga bidan Dinas Kesehatan Kabupaten Yalimo, Kamis (31/3).
Sekretaris Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Jayawijaya, Ming Sumarah Isham, Str.Keb., SKM., M.Kes., menyampaikan sangat berdukacita atas kejadian yang menimpa rekan seprofesinya.
Terkait pembunuhan ini, Ming Sumarah mengharapkan pihak kepolisian dalam hal ini Polres Yalimo untuk mengusut tuntas kasus ini.
Dikatakan, petugas kesehatan yang bertugas di Kabupaten Yalimo sudah sepakat apabila kasus ini tidak diusut tuntas maka mereka (petugas kesehatan, red) tidak mau lagi melakukan pelayanan kesehatan kepada warga sampai ke pos-pos terjauh bahkan juga distrik-distrik yang ada di Kabupaten Yalimo.
“Kami menyampaikan pesan pemimpin IBI, bila kasus ini tidak diusut, kami tidak akan memerintahkan siapapun bidan ke pos untuk melayani warga. Kami hadir untuk warga, namun tidak ada perlindungan untuk kami,” ucap Ming Sumarah Isham saat hadir dalam upacara pelepasan jenazah korban pembunuhan di Yalimo, Sertu Eka Adriyanto Hasugian dan istrinya Sri Lestari Indra Putri yang merupakan tenaga bidan Dinas Kesehatan Kabupaten Yalimo di bandara kargo Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Jumat (1/4).
Sementara Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem juga mendesak Polres Yalimo segera melakukan penyelidikan atas kasus pembunuhan pasangan suami istri Sertu Eka Adriyanto Hasugian dan Sri Lestari Indra Putri di Elelim, Kabupaten Yalimo, Kamis (31/3).
Kasus pembunuhan ini menurut Theo Hesegem harus ditelusuri demi penegakan hukum. Dimana korban Sertu Eka Adriyanto Hasugian yang merupakan anggota Babinsa kampung Meagama Ramil 1702-05/Kurulu, meninggal dunia sementara istrinya Sri Lestari Indra Putri merupakan bidan Dinkes Kabupaten Yalimo menghembuskan nafas terakhir setelah dibacok pelaku. “Polres Yalimo segera lakukan penyelidikan untuk memastikan motifnya. Kasus ini harus segera ditelusiri demi tegaknya proses hukum, sehingga pelaku bisa mempertangungjawabkan perbuatannya,” tegas Theo kepada Cenderawasih Pos, Jumat (1/4).
Theo berharap pelaku segera menyerahkan diri dan memberikan keterangan atas perbuatannya, sehingga penyidik memastikan motif berbuatannya.
“Sebenarnya saya ketahui bahwa pelaku jarang menyerahkan diri selama ini, untuk mempertangung jawabkan. Tetapi kalau ada yang menyerahkan diri guna menjelaskan perbuatanya, orang tersebut memiliki rasa tangung jawab atas perbuatannya di depan hukum,” ucapnya.
Perbuatan melanggar hukum yang dilakukan para pelaku menurut Theo Hesegem, telah merugikan anak-anak korban. Apalagi anak-anak korban masih di bawah umur. Oleh sebab itu, dirinya menyatakan perbuatan pelaku merupakan perbuatan keji dan sangat tidak manusiawi.
Theo menambahkan bahwa siapa pun ingin tanah Papua tetap damai. Dirinya juga menyatakan tak ada seorang pun yang menginginkan terjadinya pertumpahan darah. “Kita semua tidak senang kalau Papua tidak aman. Sipil warga Papua dan non Papua yang berdomisili di Yalimo tetap tenang, tidak terpengaruh atas kejadian tersebut. Semua ini serahkan kepada aparat penegak hukum agar supaya aparat telusuri kasus ini,” pungkasnya.
Secara terpisah Kapolres Yalimo AKBP. Hesman Napitupulu ketika dihubungi via telepon selulernya menyatakan, pihaknya masih terus mendalami kasus pembunuhan yang terjadi terhadap anggota TNI dan istrinya, Kamis (31/3) pagi di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo.
Untuk mengungkap kasus ini, Kapolres Hesman Napitulu menyampaikan, pihaknya masih mencari saksi yang melihat para pelaku melarikan diri.
“Kami masih terus dalami kasus ini, dimana saksi yang ada saat ini kebanyakan hanya mendengar suara tembakan kemarin pagi. Untuk itu kami masih terus mengumpulkan bukti dan saksi-saksi untuk bisa mengungkap masalah ini,” tambahnya.
Adapun jenazah Sertu Eka Adriyanto Hasugian dan Sri Lestari Indra Putri setelah disemayamkan di Gedung Ukumiarek Asso Kodim 1702/Jayawijaya, akhirnya diterbangkan ke Jayapura menggunakan pesawat kargo Trigana Air dari Bandara Wamena, Jumat (1/4).
Dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, jenazah pasangan suami istri ini selanjutnya diterbangkan ke kampung halamannya di Sidoarjo, Jawa Timur untuk dimakamkan.
Adapun upacara pelepasan jenazah di Bandara Kargo Wamena, dipimpin Kasdim 1702/Jayawijaya, Mayor Inf Yusuf. Pelepasan jenazah ini dihadiri anggota TNI dan sejumlah tenaga kesehatan dari Kabupaten Yalimo.
Kasdim 1702/Jayawijaya, Mayor Chb. Yusuf Rinding menyatakan hari ini pihaknya mengantarkan anggotanya yang menjadi korban pembunuhan bersama istrinya untuk diterbangkan ke Sidoarjo.
“Keluarga besar Kodim 1702/Jayawijaya sangat berduka, dan dari sini akan diterbangkan ke Jayapura. Nanti dari Jayapura Dandim sendiri yang akan melepas kedua jenazah korban untuk diberangkatkan ke rumah duka di Jawa Timur,” ungkap Yusuf Rinding kepada awak media di bandara kargo Wamena, kemarin.
Mengenai dua orang anak korban, Yusuf Rinding mengatakan, keduanya juga ikut diberangkatkan bersama jenazah kedua orang tuanya. Dimana sudah ada yang ditunjuk untuk mendampingi kedua anak korban selama dalam perjalanan ke rumah duka Sertu Eka Andriyanto Hasugian dan Sri Lestari Indra Putri.
“Yang akan mendampingi kedua anak korban adalah keluarga dari istri korban sampai ke kampung halamannya untuk dimakamkan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyatakan bahwa pihaknya mengutuk keras para pelaku. Melalui keterangan resmi yang dia sampaikan kepada awak media di Jakarta, Kamis (31/3), Dudung menyatakan, pihaknya sudah memerintahkan Kodam XVII/Cenderawasih mengejar para pelaku.
Dudung ingin para pelaku diproses hukum. Selain itu, orang nomor satu di TNI AD tersebut meminta anak buahnya yang bertugas di daerah operasi bertindak tegas bila nyawa dan keselamatan mereka terancam. ”Untuk tidak ragu-ragu bertindak tegas terhadap pihak-pihak tertentu yang mengancam keselamatan pribadi maupun warga sekitar,” ungkap Dudung dalam keterangan resmi.
Mantan panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) itu meminta para prajurit TNI AD selalu waspada dalam melaksanakan tugas. Dia berjanji instansinya akan mengurus hak-hak Eka. Juga menjamin masa depan keluarganya. Terutama anak Eka yang masih berusia di bawah lima tahun. (jo/fia/nat/JPG)
Continue Reading
Sumber: [1]