Tubuh-tubuh tegap itu berdiri dengan penuh keyakinan, meneriakkan sorak-sorai kemenangan. Pinggul mereka bergerak ke kiri dan kanan dengan ritme yang tegas. Taring babi hutan yang menghiasi hidung mereka menambah kesan garang pada wajah-wajah yang penuh semangat. Setiap otot di tubuh mereka seakan berkata bahwa mereka adalah yang terkuat. Beragam senjata yang mereka pegang dibunyikan sekeras mungkin, menandakan semangat kemenangan yang baru saja mereka raih. Keceriaan terlihat jelas di wajah mereka, mencerminkan kepuasan atas kemenangan yang baru saja diraih dalam pertempuran.
Tari Perang suku Dani dilakukan dalam dua momen yakni, sebelum dan setelah perang. Sebelum perang, tarian ini berfungsi sebagai demonstrasi kekuatan di hadapan musuh, bagian dari strategi untuk mengintimidasi lawan. Pasukan suku Dani berbaris dalam posisi siap tempur, meneriakkan yel-yel yang menunjukkan keberanian dan kekuatan mereka. Senjata dan perlengkapan perang lainnya juga dipamerkan untuk menakuti musuh.
Sebaliknya, tarian setelah perang dilakukan untuk merayakan kemenangan dan menghormati pasukan yang gugur. Suku Dani membentuk lingkaran dengan para panglima perang di tengahnya. Mereka bergerak berputar, membawakan lagu-lagu suku Dani yang merayakan kemenangan. Senjata kembali dibunyikan, kali ini sebagai tanda sukacita.
Saat ini, ritual tari perang Suk Dani telah beralih menjadi tradisi yang diwariskan antar generasi. Tarian ini menjadi pengingat akan keberanian dan kekuatan leluhur dalam berperang. Biasanya, tarian ini bercerita tentang peristiwa sehari-hari yang memicu perang, seperti penculikan perempuan yang berujung pada peperangan antar suku. Kisah-kisah ini dipertahankan sebagai bentuk pelestarian budaya suku Dani.
Tarian perang suku Dani juga menjadi daya tarik wisata, terutama saat Festival Lembah Baliem yang diadakan setiap Agustus. Suku Dani memang memiliki budaya yang kaya dan sarat akan filosofi hidup.
Kesan kuat, unik, dan penuh makna kehidupan terasa saat menyaksikan tarian perang suku Dani. Semangat dan nilai-nilai perjuangan tampak dalam setiap gerakan dan ekspresi mereka. Setiap teriakan yang mereka keluarkan mengandung arti filosofis tentang kekuatan dan harga diri. Semua ini menyampaikan pesan bahwa mereka layak atas setiap kemenangan yang mereka raih.