Papuanesia.id –
*Untuk Update Perkembangan Penyelidikan Kasus Tersebut*
WAMENA — Keluarga besar dari Alm. Bripda Fernando Diego Rumaropen meminta kepada Polda Papua untuk mengupdate penyelidikan dan pemeriksaan yang dilakukan hingga saat ini, sesuai janji Kapolda Papua saat melakukan pertemuan di Polres Jayawijaya dan di rumah duka.
Mewakili keluarga Alm. Pdt Alexander Mauri menyatakan, hari ini tepat seminggu kepergian anak, cucu terkasih, untuk itu, mereka berharap ada update perkembangan penyelidikan guna mengungkap siapa aktor di balik kasus tersebut. Menyikapi hal itu, ada beberapa poin yang mereka ingin sampaikan.
“Pertama atas nama keluarga besar, kami sampaikan terima kasih atas upaya yang dilakukan, kami harapkan kasus ini dapat ditangani dengan baik sehingga kami juga bisa dilibatkan dalam informasi perkembangan pemeriksaan yang dilakukan baik di Polda Papua maupun di Polres Jayawijaya,” ungkapnya Minggu, (26/6) kemarin.
Ia menilai, banyak pengalaman terjadi kasus seperti ini, kalau tidak dikawal dengan baik, maka akan menguap dan hilang tak ada kejelasan, ini yang keluarga besar tidak mau terjadi, sehingga Polda Papua harus konsekuen untuk terus mengupdate kasus ini kepada keluarga, sebab sampai saat ini, pihaknya masih belum puas dengan kepergian Bripda Diego Rumaropen.
“Jujur sampai dengan hari ini, kami keluarga masih belum menerima tentang kematian anak kami, sebab masih penuh dengan tanda tanya dan misteri, oleh karena itu, kami butuh keadilan, hukum harus ditegakan di atas negara ini, di tanah Papua dan diharapkan, jangan lagi ada korban berikutnya,” bebernya.
Kata Pdt Alexander Mauri, keluarga meminta agar Kapolda Papua bisa memproses dengan tegas, khususnya mantan Danki Brimob Batalyon D Wamena RM, sebab dari keluarga menduga ada peran besar darinya untuk mengorbankan anggotanya sendiri, keluarga tak percaya dengan ada kelompok yang mengklaim jika TPN/OPM yang melakukan.
“Terus terang, kami menolak itu karena dari apa yang diklaim mereka belum bisa dibuktikan kepada keluarga dengan menunjukkan pelaku dan senjata yang dibawa kabur, kami tetap percayakan penyelidikan pada Polri, dan kami dari jaringan keluarga akan terus menggali informasi ini,” katanya.
Ia menambahkan poin keempat, keluarga berterimakasih kepada semua yang telah mendukung keluarga, baik itu secara kekeluargaan, individu, kelompok dan lembaga -lembaga, ia juga mgninginkan semua pihak turut mendukung dan mendampingi keluarga mengawal kasus ini.
Sementara itu, Abner Bryan Maniagasi menyatakan keluarga sangat mendukung langkah yang diambil kepolisian dalam melakukan penyelidikan terkait kasus ini, termasuk investigasi Propam Polda Papua, keluarga menyakini mereka sudah bekerja melakukan identifikasi terhadap kasus ini, oleh karena itu pihaknya yakin Kapolda Papua telah berjanji dan akan menepati janji itu.
Ia berharap jangan ada informasi keliru atau mengintimindasi yang salah ke media massa sehingga menimbulkan image yang salah dalam pandangan warga, terhadap oknum atau TPN/OPM dalam publikasi, kalau Polda Papua belum melakukan penyidikan dan menunjukkan bukti kalau pelakunya ada, jangan salahkan ini dan itu.
“Kami keluarga tidak menuduh dan berharap orang yang tak bertanggungjawab mempublikasikan informasi yang salah agar tidak lagi mengeluarkan pernyataan yang salah menunjukan pelaku ini dan itu tanpa bukti,”tegas Bryan Maniagasi
Di tempat yang sama, nenek korban yang juga anggota DPRD Jayawijaya, Alexandria Morin menyatakan, pihaknya memberikan waktu 1 bulan menanggapi masalah ini, secara pribadi ia sangat tidak terima karena keluarga bangga anaknya masuk anggota membela NKRI, tapi kenyataan yang diterima anak ini dibunuh dengan cara yang tidak manusiawi.
“Satu yang saya mau tekankan di sini kalau TPN/OPM yang berbuat, mana buktinya, saya yakin bukan mereka, kalau mereka TPN/OPM yang melakukan semua yang ada di situ pasti dibunuh, sehingga saya minta kasus ini diproses dan diadili seadil -adilnya,” tutupnya. (jo/tho)
Continue Reading
Sumber: [1]